Bayangkan suatu hari Bunda melihat cairan menyerupai air susu keluar dari puting padahal tidak sedang hamil atau menyusui. Situasi ini bisa menimbulkan rasa kaget, bingung, bahkan khawatir. Meski cukup sering dialami oleh perempuan di berbagai usia, kenapa air susu bisa keluar padahal tidak hamil?
Artikel ini hadir untuk membantu Bunda memahami fenomena tersebut secara tenang, edukatif, dan ilmiah. Tujuannya bukan menakut-nakuti, melainkan memberikan wawasan yang jelas dan praktis tentang apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh. Dengan begitu, Bunda dapat lebih percaya diri mengenali tanda-tanda normal maupun yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Fenomena Galaktorea: Apa Itu dan Siapa Saja yang Bisa Mengalaminya?
Dalam istilah medis, keluarnya cairan menyerupai ASI di luar masa menyusui disebut galaktorea. Cairan ini biasanya berwarna putih susu atau bening, dan dapat keluar dari satu atau kedua payudara.
Galaktorea tidak terbatas pada ibu menyusui saja. Perempuan yang belum pernah hamil pun bisa mengalaminya, bahkan dalam kasus jarang, laki-laki juga dapat mengalami kondisi serupa. Meskipun terdengar mengkhawatirkan, galaktorea tidak selalu menandakan penyakit serius.
Namun, pada beberapa situasi, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan hormonal atau masalah pada organ tertentu seperti kelenjar hipofisis di otak. Dengan memahami definisi dan konteksnya, ibu akan lebih mudah menilai apakah kondisi yang dialami masih wajar atau memerlukan perhatian medis.
Baca juga: Kenapa Ibu Menyusui Sering Lapar? Cek Faktanya di Sini!
Kenapa Air Susu Keluar padahal Tidak Hamil?

Sumber: freepik
Setelah memahami fenomena tersebut, tentunya Bunda penasaran kenapa air susu bisa keluar padahal tidak hamil. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan galaktorea, mulai dari hormon, efek samping obat-obatan, stimulasi berlebih, stres, dan lain-lain. Penjelasan lengkapnya dapat Bunda simak di bawah ini.
1. Kadar Hormon Prolaktin yang Tinggi
Prolaktin adalah hormon utama yang memicu produksi ASI. Normalnya, kadar prolaktin meningkat saat hamil atau menyusui. Namun, kondisi tertentu seperti stres berat, gangguan hormon tiroid, atau tumor jinak di kelenjar hipofisis dapat meningkatkan kadar prolaktin sehingga memicu keluarnya cairan menyerupai susu meski tidak sedang hamil.
2. Efek Samping Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat memiliki efek samping meningkatkan kadar prolaktin atau memengaruhi hormon lain. Contohnya obat antidepresan, obat antihipertensi tertentu, obat untuk mual, hingga kontrasepsi hormonal. Jika Bunda sedang mengonsumsi obat dan mendapati cairan keluar dari payudara, konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
3. Stimulasi Berlebihan pada Payudara
Gesekan berulang dari pakaian ketat, kebiasaan memencet puting untuk mengecek cairan, atau aktivitas seksual tertentu dapat merangsang produksi prolaktin. Stimulasi ini bisa memperparah kondisi galaktorea atau memicu keluarnya cairan semakin sering.
4. Masalah pada Kelenjar Hipofisis
Prolaktinoma adalah tumor jinak pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan produksi prolaktin berlebihan. Gejalanya bisa berupa galaktorea, gangguan menstruasi, sakit kepala, atau gangguan penglihatan. Walau jarang, kondisi ini penting diwaspadai karena memerlukan penanganan medis khusus.
5. Stres Berat atau Gangguan Metabolisme
Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, termasuk prolaktin. Begitu juga dengan gangguan metabolisme seperti hipotiroidisme/tiroid kurang aktif yang memengaruhi sistem hormonal secara menyeluruh.
6. Riwayat Menyusui Sebelumnya
Kadang-kadang, setelah masa menyusui selesai, sisa produksi ASI belum sepenuhnya berhenti meski sudah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ini bisa menyebabkan cairan keluar secara tidak teratur terutama jika payudara terstimulasi.
Baca juga: ASI Tersumbat: Cara Mengatasi dan Mencegahnya Secara Alami
Kapan Kondisi Ini Masih Normal dan Kapan Harus ke Dokter?
Meski sering kali tidak berbahaya, mengenali tanda normal dan tanda bahaya sangat penting untuk berjaga-jaga. Beberapa tanda yang mengarah pada kondisi normal adalah cairan keluar sedikit dan jarang, tidak ada benjolan/nyeri di payudara, cairan berwarna putih/bening tanpa darah.
Namun, kamu perlu waspada saat cairan keluar dalam jumlah banyak dan sangat intens, terjadi di satu sisi payudara saja, bercampur darah atau berwarna kuning kehijauan, terdapat benjolan, terasa nyeri, hingga terjadi perubahan bentuk kulit payudara.
Jika kondisi berlangsung lebih dari beberapa minggu atau muncul gejala penyerta seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan, segera periksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan hormon prolaktin, fungsi tiroid, hingga USG atau MRI untuk mencari penyebab pastinya.
Baca juga: Merek Pompa ASI Elektrik yang Bagus, Pumping Jadi Lancar!
Mengenal Mekanisme Produksi ASI dalam Tubuh Wanita

Sumber: freepik
Untuk memahami kenapa air susu keluar padahal tidak hamil, Bunda perlu mengetahui bagaimana tubuh memproduksi ASI. Ada 2 hormon yang bekerja saat proses produksi ASI, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin merupakan hormon yang memicu sel-sel di payudara dalam memproduksi ASI.
Di sisi lain, oksitosin adalah hormon yang memicu kontraksi otot di sekitar kelenjar susu sehingga ASI terdorong keluar atau yang sering disebut dengan istilah let-down reflex. Kedua hormon ini biasanya meningkat saat hamil dan setelah melahirkan.
Namun, jika kadar prolaktin tinggi di luar kehamilan, tubuh bisa menganggap seolah sedang menyusui sehingga memproduksi cairan menyerupai susu. Pengetahuan ini juga penting bagi calon ibu atau wanita yang sedang merencanakan menyusui.
Baca juga: Hati-Hati Dampak ASI yang Tidak Dikeluarkan saat Menyapih
Bagaimana Cara Mengatasi atau Menghentikan ASI yang Keluar Tanpa Kehamilan?
Jangan panik dulu saat Bunda mengalami galaktorea karena ada beberapa langkah yang bisa membantu untuk mengatasinya. Berikut ulasannya.
-
Hindari memencet puting terlalu sering. Semakin sering Bunda mengecek cairan dengan menekan, payudara akan terstimulasi yang menyebabkan cairan justru makin keluar.
-
Periksa obat yang sedang dikonsumsi. Jika mencurigai obat tertentu sebagai penyebab, konsultasikan ke dokter untuk alternatif lainnya. Jangan menghentikan obat sendiri tanpa saran dokter.
-
Kelola stres dan gaya hidup. Teknik relaksasi, tidur cukup, dan olahraga ringan dapat membantu menstabilkan hormon.
-
Periksa ke dokter bila berlangsung lama. Jika galaktorea tidak juga berhenti atau disertai gejala lain, pemeriksaan hormonal mungkin diperlukan.
-
Hindari pengobatan sendiri. Mengonsumsi obat penurun prolaktin tanpa diagnosis jelas dapat membahayakan kesehatan.
Baca juga: Apa Penyebab ASI Sedikit dan Tidak Lancar? Ketahui di Sini!
Tubuh Perempuan Unik, Tapi Waspadai Tanda-Tanda Tidak Biasa
Tubuh perempuan memiliki mekanisme yang kompleks dan unik. Keluarnya cairan menyerupai ASI tanpa kehamilan bukanlah hal tabu dan bisa dijelaskan secara medis. Tidak semua cairan dari payudara berarti bahaya, namun penting untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda yang tidak biasa.
Mengenali tubuh sendiri adalah langkah pertama menuju perawatan yang lebih sehat. Dengan informasi yang tepat, Bunda dapat mengambil keputusan bijak.
Memahami tubuh dan perubahan alaminya adalah bagian penting dari perjalanan menuju keibuan. Jika Ibu sedang mempersiapkan masa menyusui atau ingin memberikan ASI dengan cara yang nyaman dan aman, Hegen hadir dengan rangkaian botol susu dan perlengkapan pendukung menyusui yang didesain menyerupai cara alami tubuh bekerja. Temukan solusi menyusui modern dari Hegen dengan klik di sini!
Featured image - freepik