Ini Alasan Kenapa Bayi Tidak Mau Menyusu Langsung pada Ibu

Bagi banyak ibu baru, menyusui adalah momen berharga yang penuh harapan. Namun, kenyataannya tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya bayi tidak mau menyusu langsung pada ibu, dan hal ini sering membuat ibu merasa sedih, ditolak, bahkan gagal menjalankan perannya.
Padahal, kondisi ini bukan kesalahan ibu. Penolakan bayi untuk menyusu langsung adalah masalah yang cukup umum terjadi pada minggu-minggu pertama kelahiran maupun di bulan-bulan berikutnya.
Artikel ini hadir untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika bayi menolak menyusu, apa saja penyebabnya, dampak emosional yang sering muncul, serta solusi praktis yang bisa dilakukan. Dengan pemahaman yang tepat, ibu dapat melewati masa sulit ini tanpa rasa bersalah, dan tetap menjaga ikatan batin yang hangat dengan si kecil.
Apa yang Dimaksud Bayi Tidak Mau Menyusu Langsung pada Ibu?
Ketika bayi tidak mau menyusu langsung, artinya si kecil menolak menyusu dari payudara meskipun sebenarnya sedang lapar. Penolakan ini bisa bersifat sementara, tapi ada juga yang konsisten.
Penolakan sesaat biasanya terjadi karena bayi sedang rewel, sakit, atau ada perubahan suasana. Dalam kondisi ini, bayi bisa kembali menyusu dengan dukungan dan kesabaran. Namun, jika penolakan berlangsung secara konsisten atau terjadi dalam jangka waktu lama, ibu sebaiknya memperhatikan hal ini dengan lebih serius.
Dalam istilah medis, kondisi ini bisa dikaitkan dengan nipple confusion atau bingung puting, yaitu ketika bayi sudah terbiasa menggunakan dot atau botol sehingga kesulitan beradaptasi kembali dengan menyusu langsung. Memahami perbedaan penolakan sesaat dan konsisten penting agar ibu tahu kapan harus bersabar dan kapan harus mencari bantuan tenaga kesehatan.
Baca juga: 3 Poin Penting dalam Memilih Model Dot Bayi, Cermati di Sini!
Penyebab Umum Bayi Menolak Menyusu Langsung
Sumber: freepik
Ada berbagai penyebab bayi tidak mau menyusu langsung pada ibu, mulai dari kondisi pasca lahir hingga faktor teknis saat menyusui. Memahami setiap kemungkinan penyebabnya dapat membantu ibu menemukan solusi yang tepat tanpa harus merasa bersalah.
1. Kondisi setelah Lahir
Bayi prematur, mengalami trauma persalinan, atau kondisi bayi yang sempat dipisahkan dari ibu biasanya kesulitan melakukan pelekatan awal. Inisiasi menyusu dini yang tertunda sering kali membuat bayi enggan belajar menyusu langsung.
2. Posisi Menyusui yang Tidak Nyaman
Posisi yang kurang tepat bisa membuat bayi sulit bernapas atau tidak bisa mengisap dengan efektif. Akibatnya, bayi memilih menolak karena menyusu terasa tidak nyaman. Oleh sebab itu, penting untuk belajar tentang teknik dan posisi menyusui yang benar untuk mengatasi hal ini.
3. ASI Tidak Keluar atau Alirannya Lambat
Pada hari-hari pertama, banyak ibu yang cenderung memiliki produksi ASI dengan jumlah terbatas. Bayi yang tidak sabar menunggu bisa frustrasi dan akhirnya enggan menyusu langsung.
4. Penggunaan Dot atau Botol Terlalu Dini
Salah satu penyebab umum bayi tidak mau menyusu langsung pada ibu adalah bingung puting. Bayi yang terbiasa dengan aliran deras dari botol akan menolak menyusu dari payudara karena dianggap lebih sulit.
5. Gangguan Oral atau Kondisi Medis
Masalah seperti tongue-tie (lidah pendek), sariawan, pilek, atau rasa lelah bisa menghambat kemampuan bayi untuk mengisap. Kondisi ini membuat aktivitas menyusu langsung terasa menyulitkan bagi bayi.
Baca juga: Sekilas tentang Tabel Kebutuhan ASI Bayi, Pastikan Asupannya Cukup Setiap Hari!
Dampak Emosional bagi Ibu dan Bayi
Penolakan bayi untuk menyusu langsung tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga emosional. Banyak ibu merasa sedih, ditolak, bahkan bersalah. Stres emosional ini bisa berpengaruh pada produksi ASI.
Padahal, bayi yang tidak mendapat cukup ASI, bisa lebih rewel, sulit tidur, atau berat badannya tidak naik optimal. Oleh sebab itu, diperlukan bonding antara ibu dan bayi guna menciptakan momen menyusui sebagai cara alami dalam memperkuat ikatan batin.
Apabila diabaikan, kondisi ini bisa semakin memburuk secara psikis karena ibu merasa sering kehilangan keintiman dengan bayinya. Sebagai langkah preventif, ibu perlu menyadari bahwa perasaan ini wajar dan dialami banyak ibu lain sehingga beban mental dapat diatasi.
Baca juga: 5 Sayur yang Bagus untuk Ibu Menyusui, Bunda Sudah Tahu?
Solusi Praktis agar Bayi Mau Menyusu Langsung Lagi
Sumber: freepik
Kabar baiknya, banyak bayi yang akhirnya bisa kembali menyusu langsung dengan nyaman setelah ibu menerapkan beberapa langkah sederhana namun efektif. Proses ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi dengan strategi yang tepat, menyusui bisa kembali menjadi pengalaman menyenangkan bagi ibu dan bayi.
1. Konsultasi dengan Konselor Laktasi
Salah satu solusi bayi tidak mau menyusu langsung pada ibu adalah meminta bantuan tenaga ahli. Konselor laktasi dapat membantu menemukan penyebab utama, apakah karena posisi menyusui, aliran ASI, atau adanya gangguan oral pada bayi. Dengan bimbingan langsung, ibu dapat mempelajari teknik yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Terapkan Teknik Relaktasi
Metode ini efektif untuk mengembalikan minat bayi menyusu langsung. Ibu bisa mencoba skin-to-skin contact agar bayi merasa dekat dan nyaman, membiarkan bayi melakukan breast crawl, atau menciptakan suasana tenang saat menyusui. Langkah-langkah ini membantu bayi merasa aman sekaligus merangsang refleks alami menyusu.
3. Perbaiki Posisi dan Pelekatan
Posisi yang benar sangat memengaruhi proses menyusui dan pelekatan bayi ke puting ibu. Pastikan mulut bayi terbuka lebar sampai menutup seluruh bagian areola, dagu menempel pada payudara, dan hidung tidak tertekan. Dengan pelekatan yang baik, bayi dapat mengisap lebih efektif dan ibu lebih nyaman.
4. Jangan Panik, Beri Waktu untuk Si Kecil
Bayi membutuhkan waktu untuk belajar kembali. Kesabaran dan ketenangan ibu adalah kunci, karena rasa panik justru bisa membuat bayi semakin sulit menempel.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, peluang bayi untuk kembali menyusu langsung akan semakin besar, sekaligus memperkuat ikatan emosional antara ibu dan si kecil.
Baca juga: Tips Penyimpanan ASIP dalam Botol ASI dan Informasi Daya Tahannya
Gunakan Bantuan Botol Susu yang Aman dan Mendukung Menyusui
Meskipun sudah mencoba berbagai cara agar bayi kembali menyusu langsung, ada kalanya ibu tetap perlu menggunakan botol sebagai solusi sementara. Dalam kondisi ini, memilih botol susu bayi yang tepat sangat penting agar tidak memperburuk kondisi bingung puting.
Botol sebaiknya tidak dijadikan sebagai pengganti permanen, melainkan pendamping untuk memastikan kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi.
1. Pilihlah Dot yang Menyerupai Bentuk Puting Ibu
Desain dot yang alami membantu bayi beradaptasi lebih mudah ketika bergantian antara menyusu langsung dan menggunakan botol. Hal ini dapat meminimalkan risiko bingung puting, karena bayi tetap terbiasa dengan gerakan mengisap yang menyerupai menyusu langsung.
2. Perhatikan Aliran Susu pada Dot
Hindari botol dengan aliran terlalu deras karena bisa membuat bayi malas menyusu dari payudara, yang membutuhkan usaha lebih besar. Umumnya, dot memiliki tingkat aliran berbeda sesuai usia bayi, mulai dari slow flow untuk bayi baru lahir hingga fast flow untuk usia lebih besar. Memilih aliran yang tepat dapat mendukung proses menyusui dan mencegah bayi cepat frustrasi.
3. Gunakan Botol Hanya sebagai Pendamping Sementara
Direct breastfeeding atau menyusui langsung tetap memberikan manfaat lebih, baik dari segi nutrisi maupun ikatan emosional antara ibu dan bayi. Botol sebaiknya digunakan ketika ibu perlu bekerja, sedang sakit, atau saat bayi membutuhkan transisi, bukan sebagai pengganti menyeluruh.
Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Berapa Bulan? Simak Penjelasannya, dan Pahami Poin Pentingnya!
Kenapa Hegen Menjadi Solusi Nyaman bagi Ibu dan Bayi
Salah satu produk botol susu bayi yang banyak direkomendasikan oleh para ibu menyusui adalah Hegen, karena dirancang secara khusus untuk mendukung keberhasilan menyusui. Desainnya dibuat dengan memperhatikan kebutuhan ibu dan bayi agar proses transisi dari menyusu langsung ke botol tetap lancar tanpa mengganggu rutinitas menyusui.
1. Desain Dot Menyerupai Puting Ibu
Bentuk dan teksturnya mendekati alami sehingga membantu mencegah terjadinya bingung puting. Bayi tetap dapat melakukan gerakan mengisap yang serupa dengan menyusu langsung, sehingga lebih mudah beradaptasi.
2. Teknologi Anti Kolik dan Anti Bocor
Keunggulan ini membuat bayi menyusu lebih nyaman tanpa risiko kembung. Sistem ventilasi pada dot mengurangi udara yang masuk ke perut bayi, sehingga mengurangi potensi masalah pencernaan seperti kolik.
3. Menggunakan Bahan BPA-free dan Food Grade
Selain aman bagi kesehatan si kecil, material ini juga lebih tahan lama dan mudah dibersihkan, sehingga mendukung kebersihan peralatan menyusui.
4. Botol Multifungsi
Botol Hegen bisa digunakan untuk feeding, menyimpan ASI, hingga botol pumping hanya dengan mengganti tutupnya. Inilah yang membuat Hegen menjadi solusi realistis bagi ibu yang ingin tetap menjaga kelancaran ASI meskipun harus menggunakan botol sementara.
Baca juga: Begini Cara Memberikan Dot pada Bayi yang Benar, si Kecil Nyaman
Menyusui Bukan Kompetisi, Setiap Ibu Punya Perjalanannya Sendiri!
Setiap perjalanan menyusui itu unik. Tidak ada standar baku yang harus diikuti semua ibu. Yang terpenting adalah kenyamanan ibu dan bayi, bukan seberapa sempurna proses menyusui berjalan.
Jika ibu mengalami tantangan, itu bukan tanda kegagalan. Justru keberanian mencari solusi adalah bukti cinta dan perjuangan. Semua ibu adalah pejuang, dan setiap langkah kecil tetap berarti besar bagi tumbuh kembang si kecil.
Jika Ibu sedang mengalami kesulitan menyusui dan ingin menggunakan botol sebagai solusi sementara atau pendamping menyusui langsung, pilihlah yang paling aman untuk si kecil. Hegen hadir dengan desain inovatif yang mendukung keberhasilan menyusui: anti bingung puting, BPA-free, dan multifungsi untuk pumping, menyimpan, dan menyuapi.
Temukan koleksi botol susu terbaik Hegen di sini dan bantu si kecil tumbuh nyaman dengan pilihan terbaik Ibu!