Blog Hegen

Peran Oksitosin pada 3 Fase, Kehamilan, Persalinan, Menyusui

Tubuh manusia memiliki sistem canggih yang bekerja sedemikian rupa untuk menunjang kebutuhan kehidupan. Banyak hormon yang bekerja, termasuk salah satunya oksitosin, yang memiliki peran besar dalam berbagai urusan.

Hormon ini sendiri banyak dikenal dengan istilah ‘hormon cinta’, karena perannya dalam sistem reproduksi wanita, hingga pada proses melahirkan dan masa menyusui. Meski perannya luas, namun artikel ini akan memberikan insight pada Bunda mengenai perannya dalam konteks kehamilan dan persalinan, hingga di fase menyusui.

Lebih Jauh Terkait Hormon Oksitosin

oksitosin

Sumber: DC Studio via freepik.com

Secara umum, hormon ini diproduksi pada bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Perannya di dalam tubuh antara lain adalah mendukung fungsi organ reproduksi pada wanita, mendukung proses persalinan, hingga meningkatkan keintiman dengan pasangan atau kelompok. Lebih jauh, hormon ini juga dapat meredam kecemasan sosial yang dirasakan seseorang.

Pada konteks lebih spesifik, peran oksitosin dalam masa kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan atau fase menyusui dapat Bunda cermati di bagian berikutnya dari artikel ini.

3 Peran Hormon Oksitosin dalam Masa Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan

oksitosin

Sumber: tirachardz via freepik.com

1. Pada Masa Kehamilan

Di masa kehamilan, tubuh Bunda akan mengalami perubahan yang sangat drastis dalam rangka menunjang kehidupan dan tumbuh kembang janin. Pada fase ini, produksi oksitosin akan mengalami dinamika yang cukup signifikan antara titik tertinggi dan titik terendahnya.

Perannya kemudian diwujudkan dalam beberapa bentuk yang nyata dan dapat dirasakan. Mulai dari terjadinya kontraksi rahim ringan atau biasa disebut dengan Braxton Hicks, kemudian payudara terasa membesar sebagai bentuk adaptasi dan persiapan tubuh memasuki fase menyusui, dan menguatnya ikatan emosional antara Bunda dan si kecil.

Secara spesifik, manfaat hormon ini selama masa kehamilan adalah membantu mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan perasaan bahagia dan rileks. Tak heran, beberapa kegiatan disarankan pada masa kehamilan untuk meningkatkan produksi hormon ini, salah satunya dengan yoga untuk ibu hamil.

2. Pada Saat Persalinan

Pada saat persalinan, hormon ini juga memainkan peranan yang sangat penting. Produksinya melonjak drastis, dalam fungsinya untuk memicu kontraksi yang kuat dan teratur guna mengeluarkan si kecil dari kandungan Bunda.

Perannya sendiri secara spesifik akan membantu pembukaan pada serviks sehingga kepala si kecil dapat keluar dengan lebih mudah, kemudian membantu kontraksi otot dalam mendorong bayi keluar, dan mengeluarkan plasenta.

Tidak jarang ketika kadar oksitosin di dalam tubuh dirasa kurang, proses persalinan juga akan melibatkan penggunaan oksitosin sintetis yang disebut dengan pitocin. Pemanfaatan hormon sintetis ini ditujukan untuk induksi persalinan, mempercepat persalinan yang cenderung lambat, dan mengurangi risiko pendarahan pasca proses persalinan.

3. Pada Saat Setelah Melahirkan

Perannya tidak berhenti saat persalinan saja, sebab oksitosin juga menjalankan beberapa peran setelah proses persalinan selesai. Hormon ini tetap diproduksi oleh tubuh dalam rangka menjalankan tugasnya untuk merangsang refleks pengeluaran ASI dari payudara Bunda.

Beberapa manfaat mendasar dari hormon cinta ini untuk Bunda di fase menyusui antara lain adalah membantu rahim kembali ke ukuran normalnya, kemudian mengurangi risiko pendarahan pasca proses persalinan, dan meningkatkan ikatan emosional Bunda dengan si kecil.

Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa produksi hormon oksitosin di dalam tubuh Bunda pasca melahirkan juga membantu untuk mengurangi rasa depresi dan berbagai emosi negatif lainnya. Hal-hal tersebut dapat memicu baby blues, dan berdampak sangat buruk ketika tidak diatasi dengan tepat.

Tidak Selalu Normal, Berikut Beberapa Gangguan Terkait Oksitosin

oksitosin

Sumber: Hollak via freepik.com

Hormon oksitosin akan bekerja dengan optimal ketika kadarnya di dalam tubuh berada pada rentang yang tepat. Namun demikian apa yang terjadi secara riil tidak demikian, karena terkadang tubuh Bunda mengalami kekurangan oksitosin atau kelebihan jumlahnya.

Keduanya membawa dampak yang sama-sama kurang baik bagi Bunda, baik di masa kehamilan atau pada saat persalinan terjadi.

Jika Oksitosin Terlalu Sedikit

Ketika kadar oksitosin rendah, maka yang terjadi adalah kontraksi rahim selama proses melahirkan menjadi lebih lambat, atau bahkan sampai menghentikannya. Di sisi lain setelah persalinan, Bunda juga akan merasakan dampak lain seperti ASI yang jumlahnya sedikit.

Lebih jauh kadar hormon cinta yang rendah juga dapat memicu perasaan mudah tersinggung, meningkatkan rasa cemas, hingga gangguan tidur. Semuanya berdampak sangat buruk pada tumbuh kembagn si kecil, sebab tubuh Bunda juga akan menjadi ‘kacau’ dan sulit berfungsi sebagaimana mestinya.

Jika Oksitosin Terlalu Tinggi

Lain halnya jika kadar oksitosin di dalam tubuh terlalu tinggi. Saat hormon ini dilepaskan, kelenjar pituitari terangsang untuk melepaskan hormon ini lebih banyak lagi. Hal ini memicu jumlah hormon yang terlalu besar, dan berdampak buruk untuk proses persalinan.

Pada saat persalinan, terlalu banyak oksitosin dapat menyebabkan rahim berkontraksi terlalu kuat, terlebih ketika BUnda memiliki faktor risiko tertentu seperti diabetes atau masalah jantung. Idealnya tim dokter yang menangani persalinan akan memantau kadar hormon ini agar dapat dikontrol supaya stabil selama proses persalinan berjalan.

Cara Menjaga agar Kadarnya Normal

Sebenarnya ada beberapa cara sederhana untuk menjaga agar kadar hormon ini stabil dan seimbang secara alami. Cara-cara ini berhubungan dengan proses relaksasi diri, dan mengendalikan stres yang ada di dalam diri Bunda.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Sentuhan fisik dan pelukan dari pasangan yang membuat nyaman
  • Relaksasi dan melakukan meditasi secara rutin
  • Mendapatkan dukungan sosial yang positif sehingga tumbuh kepercayaan diri dan motivasi

 

Memahami lebih jauh tentang hormon oksitosin seperti yang dijelaskan di atas semoga bisa memberikan insight baru pada Bunda, mengenai pentingnya peran hormon ini pada persalinan dan kehamilan.

Memang sejatinya kadar hormon ini di dalam tubuh dapat dimanipulasi dengan treatment tertentu, tapi akan jauh lebih baik jika Bunda dapat menjaganya dengan cara-cara alami seperti yang disampaikan di atas, sehingga tubuh menjadi lebih segar selama masa kehamilan, lebih kuat untuk menjalani proses persalinan, serta stabil selama fase menyusui si kecil.

Jika memang Bunda menemukan kesulitan terkait dengan pengaruh oksitosin di dalam tubuh, jangan ragu untuk mendatangi dokter dan berkonsultasi demi kelancaran setiap proses sakral yang Bunda jalani untuk merawat si kecil. Selalu pastikan yang terbaik untuk si kecil, jangan jangan lupa melihat variasi produk Hegen untuk menunjang setiap fase tumbuh kembang si kecil!

 

Referensi: 

  • Alodokter. Hormon Oksitosin, Hormon Cinta di Dalam Kehidupan Manusia. https://www.alodokter.com/hormon-oksitosin-hormon-cinta-di-dalam-kehidupan-manusia.
  • Ibu&Balita. 7 Manfaat Hormon Oksitosin untuk Ibu dan Anak. https://www.ibudanbalita.com/artikel/7-fungsi-hormon-oksitosin-yang-penting-bagi-ibu-dan-buah-hati.
  • Halodoc. Disebut Hormon Cinta, Ini Fungsi Hormon Oksitosin dalam Tubuh. https://www.halodoc.com/artikel/disebut-hormon-cinta-ini-fungsi-hormon-oksitosin-dalam-tubuh.
  • Healthdirect. Oxytocin. https://www.healthdirect.gov.au/oxytocin#little.
  • Cleveland Clinic. Oxytocin. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22618-oxytocin.
  • Prenagen. Fungsi & Efek Samping Perubahan Hormon saat Kehamilan. https://www.prenagen.com/id/fungsi-dan-efek-samping-hormon-kehamilan.