Kenali Tanda Posisi Menyusui yang Salah dan Solusinya untuk Ibu

Banyak ibu baru yang mengira rasa sakit atau nyeri saat menyusui adalah hal wajar dan akan hilang dengan sendirinya. Padahal, tidak semua nyeri saat menyusui itu normal. Salah satu penyebab paling umum adalah posisi menyusui yang salah sehingga membuat bayi tidak menempel dengan baik pada payudara.
Kondisi ini bukan hanya membuat ibu merasa tidak nyaman, tetapi juga berisiko mengganggu proses menyusui dan pemenuhan asupan ASI bayi. Artikel ini akan membahas tanda-tanda posisi menyusui yang keliru, dampaknya bagi ibu dan bayi, serta solusi praktis yang dapat dilakukan.
Apa Itu Posisi Menyusui yang Salah?
Posisi menyusui yang salah adalah kondisi ketika bayi dan ibu tidak berada pada kondisi yang mendukung proses menyusu secara optimal. Banyak orang mengira masalahnya hanya pada cara menggendong, padahal posisi menyusui yang kurang tepat mencakup beberapa aspek penting seperti berikut ini.
1. Posisi Kepala dan Badan Bayi
Bayi seharusnya berada dalam posisi sejajar, artinya kepala, leher, dan tubuhnya lurus sehingga mudah menelan. Jika kepala bayi menoleh atau terlalu jauh dari payudara, proses menyusu bisa terhambat.
2. Posisi Puting
Puting sebaiknya mengarah ke langit-langit mulut bayi. Jika puting hanya berada di ujung bibir atau menempel terlalu dangkal, maka bayi akan kesulitan mengisap ASI secara efektif.
3. Cara Pelekatan (Latch)
Latch yang benar membuat mulut bayi terbuka lebar dengan sebagian besar areola ikut masuk. Pelekatan yang dangkal sering menjadi penyebab utama nyeri pada puting susu ibu.
4. Postur Tubuh Ibu saat Menyusui
Ibu perlu duduk atau berbaring dengan nyaman, punggung tersangga baik, dan bahu rileks. Postur yang salah membuat ibu cepat lelah, memicu nyeri punggung, dan memengaruhi keberhasilan menyusui.
Baca juga: Inisiasi Menyusui Dini: Manfaat, Persiapan & Tips Suksesnya
Tanda-Tanda Posisi Menyusui yang Salah
Sumber: freepik
Banyak ibu tidak menyadari bahwa rasa tidak nyaman yang muncul saat menyusui bisa menjadi sinyal adanya posisi yang kurang tepat. Padahal, mengenali tanda-tanda ini sejak awal penting untuk menjaga kenyamanan ibu dan efektivitas menyusui. Dengan memahami gejalanya, ibu dapat segera melakukan koreksi sebelum masalah semakin berat. Ini beberapa tanda yang perlu diperhatikan.
1. Puting Terasa Perih atau Lecet
Jika puting sering terasa sakit, perih, atau bahkan lecet setelah menyusui, ini bisa menandakan pelekatan bayi terlalu dangkal atau posisi kepala bayi kurang tepat. Rasa sakit yang terus-menerus bukanlah hal normal.
2. Bayi Sering Tersedak, Batuk, atau Melepas Puting
Bayi yang posisi menyusunya kurang benar sering terlihat tersedak, batuk, atau melepas puting berkali-kali. Hal ini karena aliran ASI tidak sesuai kemampuan mengisap bayi, sehingga bayi kesulitan mengatur napas.
3. ASI Tidak Keluar Maksimal
Posisi yang salah dapat menghambat refleks let-down, sehingga membuat ASI tidak keluar optimal. Akibatnya bayi cepat lapar dan berat badannya sulit naik.
4. Payudara Terasa Penuh atau Nyeri setelah Menyusui
Jika setelah menyusui payudara masih terasa penuh, keras, atau nyeri, berarti pengosongan ASI belum tuntas. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko bengkak dan mastitis jika hanya dibiarkan.
5. Punggung dan Leher Ibu Terasa Tegang
Ibu yang duduk atau berbaring dengan posisi tidak nyaman akan mudah merasa pegal di punggung, leher, atau bahu. Ketegangan ini sering memengaruhi mood dan daya tahan ibu saat menyusui.
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Obat? Ini Faktanya!
Dampak Posisi Menyusui yang Salah bagi Ibu dan Bayi
Posisi menyusui yang salah tidak hanya membuat proses menyusui menjadi tidak nyaman, tetapi juga membawa dampak nyata bagi kesehatan ibu dan bayi. Bagi ibu, posisi yang salah dapat memicu kondisi mastitis karena ASI tidak keluar tuntas dan menyebabkan payudara meradang.
Puting luka juga sering terjadi karena pelekatan bayi yang dangkal. Selain itu, ibu lebih rentan mengalami nyeri punggung kronis karena postur tubuh yang tegang saat menyusui. Semua kondisi ini kerap memicu frustrasi saat menyusui, yang pada akhirnya mengganggu ikatan emosional dengan bayi.
Sementara itu, bagi bayi, posisi menyusu yang keliru membuatnya tidak mendapat cukup ASI, sehingga kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan berat badan sulit naik atau pertumbuhan menjadi lebih lambat.
Jika bayi sering berpindah metode menyusu karena ketidaknyamanan, ia juga berisiko mengalami bingung puting, sehingga proses menyusu menjadi semakin menantang.
Baca juga: Panduan Lengkap Frekuensi Menyusui Bayi Berdasarkan Usia
Cara Memperbaiki Posisi Menyusui agar Nyaman dan Efektif
Sumber: freepik
Memperbaiki posisi menyusui sangat penting agar proses menyusu berjalan lancar, nyaman, dan efektif bagi ibu maupun bayi. Posisi yang tepat membantu bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup sekaligus mencegah nyeri atau cedera pada ibu. Dengan beberapa langkah sederhana, pengalaman menyusui bisa menjadi lebih menyenangkan. Berikut tips-tips penting yang bisa ibu coba.
1. Gunakan Bantal Menyusui
Bantal khusus menyusui membantu menopang bayi agar posisinya lebih tinggi dan sejajar dengan payudara, sehingga ibu tidak perlu membungkuk terlalu lama.
2. Pastikan Kepala dan Tubuh Bayi Sejajar
Posisikan kepala, leher, dan tubuh bayi lurus untuk memudahkan menelan ASI. Hindari posisi kepala bayi yang menoleh berlawanan arah.
3. Tempelkan Perut Bayi ke Perut Ibu
Perut bayi yang menempel pada perut ibu, akan membuat mereka merasa lebih dekat dan stabil, sehingga proses pelekatan lebih optimal.
4. Biarkan Bayi Membuka Mulut Lebar sebelum Pelekatan
Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar agar areola lebih banyak masuk. Hal ini penting karena akan mengurangi risiko nyeri pada puting.
5. Jangan Menunduk Terlalu Lama
Menunduk terlalu lama saat menyusui membuat punggung, leher, dan bahu ibu cepat pegal. Posisi ini juga membuat ibu sulit bernapas lega dan merasa cepat lelah. Dengan mengangkat bayi ke payudara, postur tubuh ibu lebih tegak sehingga menyusui jadi lebih nyaman dan tidak sakit.
Baca juga: Mengapa Vitamin D untuk Ibu Menyusui Penting?
Alternatif saat Menyusui Langsung Sulit: Gunakan Botol ASI yang Mendukung Posisi Ergonomis

Apabila ibu menemui kondisi di mana menyusui secara langsung belum memungkinkan, pemakaian botol ASI bisa menjadi solusi tepat. Namun sebelum itu, perhatikan beberapa pertimbangan berikut.
1. Tidak Semua Ibu Bisa Menyusui Langsung
Kadang ibu mengalami kelelahan ekstrem, harus bekerja, atau memiliki kondisi medis tertentu yang membuat menyusui langsung tidak memungkinkan. Situasi ini wajar terjadi dan tidak berarti kualitas pemberian ASI menurun. Yang penting, ibu tetap bisa memberikan ASI kepada bayi dengan cara lain yang aman.
2. Memberikan ASI Perah lewat Botol
ASI yang diperah dan disimpan dengan benar tetap mengandung nutrisi penting untuk bayi. Dengan cara ini, bayi tetap mendapat manfaat ASI meski tidak menyusu langsung pada ibu. Proses ini juga membantu ayah atau pengasuh berperan aktif dalam pemberian ASI.
3. Pilih Botol dengan Desain Ergonomis
Botol yang ergonomis memudahkan ibu atau pengasuh untuk menggenggamnya secara stabil dan aman. Posisi ini membantu mengurangi risiko tangan pegal saat menyuapi bayi. Selain itu, bayi juga lebih mudah menyusu karena posisi botol lebih terkontrol.
4. Dot Menyerupai Puting Mencegah Bingung Puting
Dot dengan bentuk mirip puting payudara membantu bayi tetap familiar dengan cara mengisap yang benar. Hal ini penting agar bayi tidak menolak menyusu langsung setelah kembali ke payudara. Dengan begitu, transisi antara menyusu langsung dan botol menjadi lebih lancar.
Baca juga: Posisi Menyusui Bayi Tiduran yang Benar & 4 Manfaatnya
Hegen: Solusi Menyusui Modern yang Mendukung Ibu dan Bayi

Di era modern, ibu membutuhkan perlengkapan menyusui yang praktis sekaligus aman bagi bayi. Hegen hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut dengan desain inovatif yang memudahkan proses pemberian ASI tanpa mengorbankan kenyamanan.
1. Botol Hegen Dirancang untuk Kenyamanan Posisi Menyusui
Desainnya mendukung posisi menyusui yang mendukung kenyamanan ibu dan bayi, sehingga si kecil dapat meminum ASI dengan lebih alami. Bentuk botol yang ergonomis membantu menjaga sudut hisap yang tepat agar proses menyusu lebih lancar. Ibu pun merasa lebih rileks selama menyusui.
2. Mudah Digenggam, Anti Licin, dan Tidak Membuat Tangan Cepat Pegal
Material botol Hegen dirancang anti-slip sehingga tidak mudah tergelincir dari tangan. Ukurannya pas untuk digenggam, membuat ibu atau pengasuh tidak cepat pegal saat menyusui bayi. Hal ini penting terutama saat sesi menyusui berlangsung lebih lama.
3. Dot Menyerupai Puting dengan Sistem Anti-Kolik
Dot Hegen meniru bentuk puting payudara sehingga mengurangi risiko bingung puting. Sistem anti-koliknya membantu mengurangi udara yang tertelan, sehingga bayi lebih tenang dan tidak mudah kembung. Ini menjadikan pengalaman menyusui lebih menyenangkan bagi bayi.
4. Multifungsi: Pumping, Storage, hingga Menyusui Langsung
Botol Hegen dapat digunakan langsung untuk memompa ASI, menyimpannya di kulkas, dan memberi ASI langsung tanpa harus memindahkan wadah. Keunggulan dalam segi multifungsi ini membantu ibu menghemat waktu dan menjaga higienitas ASI.
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Makan Mie Instan? Ini Rekomendasinya!
Menyusui seharusnya menjadi momen penuh kehangatan, bukan rasa sakit. Jika ibu merasakan nyeri atau ketidaknyamanan, itu bisa menjadi tanda posisi menyusui yang salah. Dengan penyesuaian kecil pada teknik dan dukungan alat bantu yang ergonomis, menyusui dapat kembali menjadi pengalaman yang nyaman dan menyenangkan.
Semua ibu berhak merasakan kenyamanan ini. Jika Ibu mengalami pegal, nyeri, atau bayi rewel saat menyusu, dukung proses menyusui dengan alat bantu yang aman seperti botol susu dari Hegen. Temukan koleksi lengkapnya di sini dan nikmati momen menyusui yang lebih alami setiap hari.