Apakah Ibu Menyusui Boleh Puasa? Ini 4 Tips dari Hegen
Menjelang datangnya bulan Ramadan, banyak ibu menyusui mulai dihadapkan pada dilema yang cukup membingungkan. Di satu sisi, ada keinginan kuat untuk ikut menjalankan ibadah puasa seperti sebelum memiliki bayi. Namun di sisi lain, muncul berbagai kekhawatiran dan pertanyaan klise seperti “Apakah ibu menyusui boleh puasa tanpa mengganggu kualitas ASI dan kesehatan bayi?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat wajar, terutama bagi ibu baru yang masih beradaptasi dengan ritme menyusui. Kekhawatiran akan berkurangnya ASI, bayi menjadi rewel, hingga tubuh cepat lelah sering kali membuat ibu ragu. Namun kabar baiknya, puasa tetap bisa dijalani dengan aman asal ibu tahu cara menjaga hidrasi, nutrisi, dan pola feeding yang tepat.
Tentu hal ini bisa Bunda wujudkan dengan dukungan sistem menyusui modern dari Hegen yang dirancang untuk memudahkan setiap langkah perjalanan menyusui selama berpuasa. Simak penjelasannya dari sisi medis dan agama, tantangan yang dihadapi, tips menjaga kualitas ASI, serta jadwal puasa + feeding yang bisa diterapkan dalam artikel berikut!
Apakah Ibu Menyusui Boleh Puasa?
Dari sisi medis, ibu menyusui sebenarnya boleh berpuasa selama kondisi tubuhnya sehat dan produksi ASI tidak mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan rekomendasi WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebagian besar ibu menyusui tetap mampu memproduksi ASI dengan volume dan kualitas yang cukup, asalkan menjaga asupan cairan dan nutrisi dengan baik di waktu sahur dan berbuka.
Secara fisiologis, tubuh ibu memiliki kemampuan adaptasi tinggi. Saat berpuasa, metabolisme akan menyesuaikan diri agar energi tetap cukup untuk memproduksi ASI. Artinya, apakah ibu menyusui boleh puasa tergantung pada kondisi tubuh masing-masing ibu dan bagaimana ia mengatur pola makan, istirahat, dan hidrasi.
Sementara itu, menurut pandangan agama Islam, ibu menyusui termasuk golongan yang mendapatkan rukhsah (keringanan) dalam menjalankan ibadah puasa. Ulama sepakat bahwa ibu menyusui boleh tidak berpuasa jika khawatir kondisi dirinya atau bayinya akan terganggu. Namun, jika merasa mampu, maka ibu menyusui boleh puasa dan tetap mendapatkan pahala penuh.
Dengan kata lain, keputusan berpuasa adalah pilihan pribadi yang perlu disesuaikan dengan kemampuan fisik dan kenyamanan masing-masing ibu.
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Obat? Ini Faktanya!
Tantangan Utama Ibu Menyusui Saat Puasa
Meski diperbolehkan, berpuasa sambil menyusui tentu memiliki tantangan tersendiri. Berikut beberapa kendala umum yang sering dihadapi dan sebaiknya Bunda tahu!
1. Dehidrasi
Selama berpuasa, ibu tidak dapat minum selama lebih dari setengah hari. Kondisi ini bisa membuat tubuh kekurangan cairan dan menyebabkan ASI terasa lebih sedikit. Padahal, 80% komposisi ASI terdiri dari air.
2. Energi Cepat Terkuras
Aktivitas menyusui dan pumping memerlukan kalori tambahan. Jika asupan gizi kurang, ibu bisa cepat lemas dan sulit fokus.
3. Waktu Makan Terbatas
Hanya ada dua waktu makan utama yaitu saat sahur dan berbuka. Jika tidak dikelola dengan baik, kebutuhan nutrisi harian bisa tidak terpenuhi.
4. Kebutuhan Bayi Tetap Berjalan
Bayi membutuhkan ASI secara rutin, meskipun ibu sedang berpuasa. Inilah mengapa penting bagi ibu untuk menjaga jadwal feeding tetap stabil agar bayi tidak rewel.
Menghadapi semua tantangan tersebut, kuncinya bukan pada berhenti berpuasa, melainkan menemukan strategi yang membuat tubuh tetap terhidrasi dan produksi ASI terjaga.
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Makan Mie Instan? Ini Rekomendasinya!
Tips Praktis Menjaga Produksi ASI Selama Puasa

Agar tetap kuat berpuasa tanpa mengorbankan kebutuhan dan nutrisi bayi, berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan. Simak baik-baik!
1. Hidrasi Optimal dengan Pola 2-4-2
Minum 2 gelas air saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur. Pola ini membantu menjaga kadar cairan tubuh agar tetap stabil sepanjang hari.
2. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Pilih makanan kaya protein (ayam, telur, ikan), sayuran hijau, buah segar, dan karbohidrat kompleks seperti oatmeal atau nasi merah. Hindari makanan terlalu asin atau manis berlebihan karena dapat mempercepat dehidrasi.
3. Istirahat yang Cukup
Tidur menjadi hal yang penting untuk menjaga hormon prolaktin tetap stabil. Gunakan waktu tidur siang atau saat bayi tidur untuk beristirahat sejenak.
4. Pumping Teratur
Jadwalkan pumping setelah sahur dan sebelum tidur malam. Menjaga ritme pumping dapat mempertahankan sinyal produksi ASI agar tidak menurun.
Dengan menerapkan tips di atas, apakah ibu menyusui boleh puasa, tidak lagi menjadi dilema, melainkan tantangan yang bisa ditaklukkan dengan manajemen waktu dan energi yang tepat.
Baca juga: Cara Pumping ASI, Persiapan Penting & Tips Sukses Memulainya
Dukungan Hegen dalam Rutinitas Menyusui saat Puasa

Hegen memahami tantangan ibu menyusui yang ingin tetap menjalankan ibadah puasa dengan tenang. Karena itu, setiap produknya dirancang dengan teknologi modern untuk mendukung kelancaran feeding dan pumping, bahkan dalam kondisi energi terbatas. Ini keunggulan Hegen yang harus Bunda tahu.
1. Botol PPSU BPA-Free
Terbuat dari bahan PPSU premium yang aman, bebas BPA, tahan panas hingga 180°C, dan tidak mudah berubah warna meski sering disterilisasi. Sangat ideal untuk ibu yang rutin mencuci dan mensterilkan botol setiap hari saat sahur dan berbuka.
2. Sistem Anti Kolik
Teknologi ventilasi ganda pada dot membantu mengurangi udara berlebih saat bayi menyusu, mencegah kolik, dan menjaga kenyamanan bayi meski jadwal feeding bergeser karena puasa.
3. Square-Shaped Design
Bentuk kotak ergonomis khas Hegen membuat botol lebih mudah digenggam dan disimpan. Cocok untuk ibu yang harus pumping di malam hari atau menyimpan ASI hasil perah ketika sahur dengan rapi di kulkas.
4. Modular System
Fitur interchangeable lids memungkinkan botol Hegen digunakan sebagai wadah penyimpanan ASI tanpa perlu memindahkan cairan ke botol lain. Praktis, higienis, dan menghemat waktu.
Keunggulan sistem ini membuktikan bahwa Hegen membantu ibu tetap bisa memberikan ASI berkualitas dengan cara yang efisien dan aman, tanpa mengganggu ibadah puasa.
Baca juga: 9 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh untuk Ibu Menyusui
Contoh Jadwal Puasa + Feeding yang Realistis

Sumber: freepik
Untuk mendukung kelancaran proses menyusui, berikut contoh jadwal sederhana yang bisa diterapkan oleh ibu saat menjalankan puasa Ramadan.
-
Sahur (03.30 - 04.30): Konsumsi makanan tinggi protein, minum minimal 2 gelas air, dan lakukan 1 sesi pumping sebelum waktu imsak.
-
Pagi hingga Siang (08.00 - 13.00): Jika bayi masih menyusu langsung, tetap lakukan direct latch sesuai kebutuhan. Bila ibu bekerja, bayi dapat minum ASI perah menggunakan botol Hegen anti-kolik untuk kenyamanan optimal.
-
Berbuka (18.00): Awali dengan air putih, kurma, dan makanan bergizi tinggi. Setelah itu, pumping kembali untuk menjaga sinyal produksi ASI.
-
Malam (21.00 – 22.00): Tambahkan sesi pumping ekstra untuk menambah stok ASI. Simpan hasilnya langsung menggunakan wadah penyimpanan Hegen agar tetap steril dan mudah digunakan keesokan harinya.
Baca juga: Apakah Ibu Menyusui Boleh Makan Durian? Cek Faktanya di Sini
Kapan Sebaiknya Ibu Menyusui Tidak Puasa?
Meskipun ibu menyusui boleh puasa, ada kondisi tertentu di mana sebaiknya ibu menundanya demi kesehatan diri dan bayi. Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan.
1. Bayi Berusia di Bawah 6 Bulan
Jika bayi masih mengandalkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan, kebutuhan cairannya sangat tinggi. Berpuasa bisa meningkatkan risiko penurunan suplai ASI.
2. Ibu Mengalami Gejala Fisik Berat
Pusing, lemah berlebihan, atau tanda dehidrasi seperti bibir kering dan urine pekat adalah sinyal bahwa tubuh butuh asupan segera.
3. Produksi ASI Menurun Drastis
Jika bayi tampak rewel, berat badan tidak naik, atau ASI terasa jauh berkurang, sebaiknya ibu berbuka dan istirahat agar tubuh pulih kembali.
Islam memberikan kemudahan bagi ibu menyusui. Jadi, jika kondisi tidak memungkinkan, ibu dapat mengganti puasa di hari lain atau membayar fidyah. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan ibu dan bayi agar tetap dalam keadaan optimal.
Baca juga: Apakah Ibu Menyusui Boleh Makan Nanas? Cermati di Sini!
Jadi, apakah ibu menyusui boleh puasa? Jawabannya boleh, selama ibu merasa kuat dan mampu menjaga asupan cairan serta nutrisi dengan baik. Dengan perencanaan yang tepat, puasa tidak akan mengganggu produksi ASI, bahkan bisa menjadi momen spiritual yang memperkuat ikatan ibu dan bayi.
Produk-produk Hegen hadir sebagai pendamping setia selama bulan Ramadan. Dari botol PPSU anti-kolik hingga breast pump ergonomis, semuanya dirancang untuk membantu ibu tetap bisa memberikan ASI berkualitas meski menjalankan ibadah puasa.
Temukan solusi praktis untuk menyusui saat Ramadan bersama rangkaian Hegen PPSU Bottle dan Breastfeeding System. Kunjungi website official online store Hegen sekarang dan temukan rangkaian botol, breast pump, serta perlengkapan menyusui terbaik untuk ibu dan buah hati!