Penyebab Bayi Kuning: Kenali Faktor, Waktu Waspada, dan Cara Mengatasinya

Bunda, melihat kulit si Kecil tampak kuning beberapa hari setelah lahir tentu menimbulkan rasa khawatir. Pertanyaan yang sering muncul, apakah ini normal atau tanda bahaya? Kondisi ini memang cukup umum. Sekitar 60-80% bayi baru lahir mengalami perubahan warna kulit akibat peningkatan kadar bilirubin, pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah.
Artikel ini akan mengajak Bunda memahami penyebab bayi kuning, mengenali tanda bahaya, serta mengetahui cara alami dan aman untuk menanganinya. Dengan informasi yang tepat, Bunda bisa lebih tenang mendampingi si Kecil melewati masa awal kehidupannya.
Apa Itu Bayi Kuning (Ikterus)?
Ikterus adalah istilah medis untuk kondisi bayi kuning. Gejalanya tampak jelas pada kulit dan bagian putih mata yang menguning. Normalnya, hati memproses bilirubin agar dikeluarkan melalui urin dan feses. Namun, hati bayi baru lahir belum matang sehingga pembuangan bilirubin berjalan lebih lambat.
Biasanya, ikterus muncul pada hari ke-2 hingga ke-5 setelah lahir dan perlahan hilang sendiri. Meskipun begitu, pemahaman yang baik sangat penting agar Bunda dapat membedakan mana kondisi normal dan mana yang membutuhkan perhatian medis.
Penyebab Umum Bayi Kuning
Sumber: Unsplash
Penyebab bayi kuning yang paling sering adalah ikterus fisiologis. Proses ini terjadi karena hati si Kecil belum sepenuhnya mampu memecah bilirubin dengan cepat. Kondisi ini tidak berbahaya dan biasanya mereda dalam 1-2 minggu. Bayi tetap aktif, menyusu dengan baik, dan tidak menunjukkan tanda sakit lain.
Selain faktor fisiologis, ada juga penyebab yang perlu diwaspadai, di antaranya:
-
Inkompatibilitas golongan darah ibu-bayi: Bila darah Bunda dan si Kecil berbeda (misal Rh negatif/positif), sel darah bayi bisa cepat rusak.
-
Infeksi: Bakteri atau virus dapat mengganggu fungsi hati.
-
Kelahiran prematur: Hati bayi prematur lebih sulit memproses bilirubin.
-
Gangguan fungsi hati bawaan: Misalnya atresia bilier.
-
ASI yang sangat sedikit: Kekurangan asupan membuat si Kecil jarang buang air besar, sehingga bilirubin sulit keluar.
Tanda-Tanda Bayi Kuning yang Perlu Diperiksa Lebih Lanjut
Bunda sebaiknya segera membawa si Kecil ke dokter jika:
-
Kuning muncul dalam 24 jam pertama.
-
Warna kuning menyebar hingga perut, paha, atau telapak tangan.
-
Bayi tampak lemas, sulit menyusu, atau tidur terus-menerus.
-
Kuning bertahan lebih dari 14 hari.
-
Disertai gejala tambahan seperti demam atau kejang.
Memantau dengan menekan lembut dahi atau dada si Kecil dapat membantu melihat perubahan warna kulit lebih jelas.
Peran Menyusui dalam Mengatasi Bayi Kuning
Menyusui adalah cara alami untuk menurunkan kadar bilirubin. Saat si Kecil minum ASI dengan cukup, ia akan lebih sering buang air besar dan kecil sehingga bilirubin ikut terbuang. Idealnya, Bunda menyusui 8-12 kali dalam 24 jam pada minggu pertama.
Selain itu, kontak kulit dengan kulit selama menyusui membantu menenangkan bayi sekaligus merangsang produksi ASI. Pastikan posisi pelekatan benar agar si Kecil mendapatkan ASI optimal.
Jika Bayi Sulit Menyusu Langsung, Gunakan Bantuan yang Aman
Kadang, bayi kuning menjadi lebih mengantuk dan sulit menyusu langsung. Dalam situasi ini, penting untuk memastikan asupan cairan tetap terpenuhi. Bunda bisa:
-
Memerah ASI dan memberikannya melalui sendok atau botol khusus.
-
Memilih botol dengan aliran lambat dan dot menyerupai puting ibu.
-
Menghindari dot dengan aliran cepat agar si Kecil tidak tersedak atau mengalami bingung puting.
Cara ini membantu si Kecil tetap mendapatkan nutrisi yang cukup sambil menjaga keberlanjutan menyusui.
Hegen, Solusi Menyusui Aman untuk Bayi Baru Lahir yang Perlu Dukungan Tambahan
Bunda yang menghadapi tantangan bayi kuning dapat mempertimbangkan botol Hegen sebagai solusi praktis.
Keunggulan Hegen untuk si Kecil:
-
Teknologi anti-kolik: Mengurangi risiko kembung dan rewel setelah menyusu.
-
Desain dot menyerupai puting ibu: Meminimalkan risiko bingung puting.
-
Sistem 3-in-1: Bisa digunakan untuk memompa, menyimpan, dan langsung menyusui dalam satu botol.
Dengan keunggulan ini, Bunda bisa lebih mudah memberikan ASI perah kapan saja tanpa harus memindahkan ke wadah lain. Hegen mendukung kebutuhan menyusu yang lebih sering pada bayi kuning, sekaligus menjaga ikatan emosional antara Bunda dan si Kecil.
Baca juga: 3 Manfaat ASI Eksklusif Bagi Bayi, Bantu Bangun Imunitasnya
Tips Tambahan untuk Bunda
Sumber: Unsplash
Selain memastikan asupan ASI cukup, beberapa langkah berikut dapat membantu:
-
Paparan sinar matahari pagi: Jemur si Kecil sekitar 10 menit sebelum pukul 9 pagi, dua kali sehari, dengan tetap melindungi mata dan alat kelaminnya.
-
Pantau berat badan: Penurunan lebih dari 10% berat lahir perlu perhatian khusus.
-
Catat frekuensi buang air: Bayi baru lahir yang sehat buang air kecil minimal 6 kali sehari setelah hari ke-5.
Langkah sederhana ini membantu memantau perkembangan dan mencegah komplikasi.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Bunda perlu segera ke fasilitas kesehatan bila:
-
Bayi kuning muncul di hari pertama.
-
Si Kecil tidak menyusu baik, muntah terus-menerus, atau jarang buang air.
-
Kulit tampak sangat kuning hingga ke perut dan kaki.
-
Bayi terlihat sangat lemas atau tidak responsif.
Tenaga medis mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan kadar bilirubin atau terapi fototerapi jika diperlukan.
Baca juga: Ciri-Ciri Bayi Kuning karena ASI: Penyebab & Cara Mengatasinya
Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada!
Bunda, mengetahui penyebab bayi kuning akan membuat Bunda lebih siap menghadapi kondisi ini. Sebagian besar kasus bersifat fisiologis dan akan hilang sendiri. Pastikan si Kecil menyusu cukup, baik langsung maupun melalui botol yang aman, serta pantau tanda bahaya. Jika ragu, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter agar kesehatan si Kecil tetap terjaga.
Pastikan si Kecil selalu mendapat asupan ASI cukup, bahkan saat menghadapi kondisi bayi kuning. Botol Hegen dirancang untuk mendukung proses menyusui yang alami dan nyaman, dari pumping hingga feeding tanpa ribet. Temukan solusi menyusui yang mendukung tumbuh kembang si Kecil di sini.