Blog Hegen

Kenapa Bayi ASI Jarang BAB? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya

Fakta menarik yang mungkin baru diketahui para orang tua baru adalah, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memang bisa mengalami jarang BAB. Bahkan dilaporkan pernah ada kasus bayi yang hanya BAB setiap 10 hari sekali dan tidak mengalami kelainan apapun. Lantas, kenapa bayi ASI jarang BAB?

Meskipun kondisi bayi yang mengonsumsi ASI lebih jarang BAB tergolong normal, namun Bunda tetap perlu memperhatikan gejala jika si Kecil mengalami kesulitan BAB atau konstipasi. 

Inilah Penyebab Kenapa Bayi ASI Jarang BAB

Satu hal yang mungkin mengejutkan bagi orang tua baru, bayi yang mendapatkan asupan ASI sering kali jarang buang air besar. Seiring pertambahan usia bayi, secara umum frekuensi BAB-nya akan semakin berkurang karena usus bayi sudah berkembang lebih sempurna sehingga dapat menyerap ASI lebih baik.  

Saat usianya memasuki 2 bulan, sebagian bayi ASI bahkan mengubah frekuensi BAB dari sering menjadi sekali dalam tiga hari. Bahkan juga ada bayi ASI yang sama sekali tidak BAB selama 20 hari atau lebih. Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa bayi ASI jarang BAB:

Nutrisi ASI yang Terserap Efisien

ASI sangat bergizi dan mudah dicerna oleh bayi untuk dimanfaatkan seluruhnya. Tubuh bayi menyerap sebagian besar nutrisi dan hanya menyisakan sedikit tinja yang harus dibuang. Oleh sebab itu, seiring bertambahnya usia dan sistem pencernaan semakin baik, usus bayi dapat menyerap hampir semua nutrisi ASI, menyebabkan bayi jarang BAB.

Adaptasi SIstem Pencernaan

Salah satu alasan kenapa bayi ASI jarang BAB karena sistem pencernaannya yang sedang berkembang dan beradaptasi. Kondisi ini cukup normal terjadi, namun pastikan orang tua tetap memantau kondisi kesehatan si Kecil. 

Usia Memengaruhi Intensitas BAB Bayi

Seiring bertambahnya usia bayi, bayi semakin jarang BAB karena nutrisi ASI dapat terserap sempurna. Sistem pencernaan perlu dikosongkan agar ASI dan makanan lainnya bisa masuk ke tubuh. Pada bayi baru lahir, biasanya akan mengeluarkan sedikit tinja setiap kali selesai menyusu karena ia belum memiliki refleks gastrokolik yang sempurna. 

Intensitas bayi ASI jarang BAB yang termasuk normal adalah satu hingga beberapa kali dalam seminggu. 

Jadwal BAB bayi ASI sejak Lahir Hingga 6 Bulan ke atas

Beberapa hari pertama setelah lahir, bayi mengeluarkan zat kental dan lengket yang disebut mekonium. Ini adalah kotoran berwarna hijau tua atau hitam yang merupakan hasil buangan dari zat-zat yang tertelan selama kehamilan.

Hari pertama-kelima: Setelah keluarnya mekonium awal ini, kotoran bayi yang disusui ASI mengalami transisi warna tinja yang berubah. Pada hari pertama, tinja berwarna hitam dengan tekstur lengket dan kental. Hari kedua, tinja berwarna hijau tua atau hitam yang kemudian berubah menjadi coklat kehijauan yang encer pada hari ketiga. 

Selanjutnya hari keempat tinja bayi berwarna toffee coklat. Baru pada hari kelima dengan frekuensi BAB tiga atau empat kali sehari, tinja berwarna kuning, tekstur lembut, dan banyak. 

Hari kelima-30: Bayi ASI akan BAB sekitar 3 hingga 8 kali atau lebih dalam sehari. Warna fesesnya akan sedikit berubah dari hitam/hijau tua menjadi coklat dan kemudian menjadi kuning seiring dengan masuknya ASI.

Bulan 1-6: Pada usia sekitar satu bulan, bayi sudah cukup baik dalam menyerap semua ASI yang diminumnya. Oleh karena itu, bayi mungkin BAB beberapa kali dalam sehari atau hanya BAB sekali setiap beberapa hari. Sebagian bayi tidak BAB hingga dua minggu, dan ini masih normal. 

Bayi 6 bulan dan seterusnya: Saat bayi mulai MPASI, bayi mungkin akan lebih sering BAB. Ini karena sistem pencernaan bayi belum matang dan harus menyesuaikan diri dengan proses mencerna makanan baru. Di sisi lain, ada beberapa jenis makanan yang secara alami menyebabkan sembelit, seperti susu sapi. 

Gejala Bayi Jarang BAB atau Sembelit yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala jarang BAB yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Buang air besar kurang dari 2 kali dalam seminggu
  • Bayi terlihat kesulitan dan tidak nyaman saat BAB
  • Menangis saat buang air besar
  • Tinja bayi keras dan kering, sehingga sulit keras
  • Perutnya saat disentuh akan terasa lebih keras
  • Keinginan untuk menyusu menurun

Pastikan ya Bunda, situasi di atas tidak memengaruhi berat badan si Kecil malah menyusut. Jadi, terus pastikan si Kecil mengalami peningkatan berat badan normal sesuai usianya. Jika bayi mengalami gejala kesulitan BAB seperti di atas, coba mandikan dengan air hangat sambil perutnya dipijat lembut. Apabila bayi masih sulit BAB, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat pengobatan yang aman. 

Cara Mengatasi Bayi yang Mengonsumsi ASI Jarang BAB

Karena sifat ASI yang mudah dicerna dengan sempurna hingga tidak mengeluarkan sisa feses, bukan hal yang mengkhawatirkan jika bayi ASI jarang BAB. Namun jika Bunda khawatir dengan bayi yang cukup jarang BAB dan menunjukkan gejala yang disebutkan pada bagian sebelumnya, coba lakukan beberapa tips berikut untuk mengatasinya.

1. Menambahkan Asupan Serat 

Jika bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI, maka pertimbangkan untuk menambah lebih banyak serat dalam makanannya. Perkenalkan si Kecil dengan buah-buahan dan sayuran yang berserat tinggi seperti plum, pepaya, dan kacang polong. 

2. Gerakkan Kaki Bayi seperti Gerakan Mengayuh Sepeda

Saat bayi dalam posisi berbaring, gerakkan kaki bayi maju mundur seperti sedang mengendarai sepeda. Cara ini bisa membantu merangsang pergerakan usus dan menghilangkan perut kembung.

3. PIjat Perut si Kecil

Letakkan tangan Bunda tepat di bawah pusar si Kecil, lalu pijat lembut perut bayi dengan gerakan memutar selama kurang lebih satu menit. 

4. Mandikan dengan Air Hangat

Mandi dengan air hangat bisa membantu mengendurkan otot perut bayi, sehingga feses mudah melewati saluran pencernaan. 

Selalu Cukupi Nutrisi ASI si Kecil Setiap Hari

Setelah memahami apa penyebab kenapa bayi ASI jarang BAB, kini waktunya Bunda tak perlu khawatir secara berlebihan selama si Kecil tidak menunjukkan gejala-gejala sembelit yang cukup mengkhawatirkan.

Ingatlah bahwa setiap bayi memiliki jadwal BAB sendiri-sendiri, dan juga frekuensi BAB-nya tidak selalu jadi indikator utama sembelit pada bayi. Jika Bunda memiliki kekhawatiran dengan bayi yang jarang BAB, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan kesehatan bayi tetap baik.

Sebagai nutrisi penting untuk si Kecil, usahakan untuk menyusui bayi sesering mungkin dan rajin pumping setidaknya 2-3 jam sekali atau 9-12 kali dalam 24 jam.

Hegen menawarkan produk electric breast pump terbaik yang sudah dibekali teknologi mumpuni untuk membantu proses pumping yang aman, nyaman, dan minim sakit.

Mudah didapatkan, Bunda bisa langsung menemukan dan check out belanjaan produk perlengkapan pumping sekarang juga hanya di website resmi Hegen.



Referensi

(1) Breastfed Baby Not Pooping | New Health Advisor. https://www.newhealthadvisor.org/Breastfed-Baby-Not-Pooping.html.

(2) Your Baby's Not Pooping but Passing Gas? What to Know and Do - Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/newborn-not-pooping-but-passing-gas.

(3) Constipation in Babies & Newborns - WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-constipation.

(4) Constipation in Breastfed Babies: Causes and How to Treat - Healthline. https://www.healthline.com/health/constipation-in-breastfeeding-baby

(5) Bayi ASI eksklusif jarang BAB? Ini fakta yang perlu Parents ketahui - The Asian Parent. https://id.theasianparent.com/bayi-asi-jarang-bab

(6) Bayi Jarang BAB, Sampai Kapan DIkatakan Normal? - Mama Bear. https://mamabear.co.id/bayi-asi-jarang-bab-sampai-kapan-dikatakan-normal/