Cek Fakta Seputar ASI Encer, Amankah Dikonsumsi Bayi?
Untuk mengetahui bayi cukup ASI, ibu menyusui bisa memeriksa tanda-tanda seperti popok basah dan berat badan bayi yang bertambah. Namun satu hal yang terkadang membuat ibu menyusui khawatir adalah kondisi ASI encer. Terkait volume dan konsistensi cairan ASI yang encer, sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena bukanlah masalah serius.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Konsistensi ASI?
Meminum ASI yang encer benar-benar aman untuk bayi dan tidak membahayakan kesehatannya terlebih bayi bahagia dan tumbuh d. Faktanya, mendapatkan cukup ASI dengan konsistensi cairan yang encer sangat penting bagi bayi. Foremilk atau ASI yang pertama kali keluar, sebagian besar mengandung air dan laktosa. Zat laktosa dalam ASI ini memberikan energi dan mendukung perkembangan bayi secara optimal.
Lalu mengapa cairan ASI bisa encer? Berikut ini beberapa penyebabnya.
1. Berganti sisi sebelum mengosongkan payudara
Jika Bunda berpindah posisi sebelum salah satu payudara kosong, bayi tidak akan mendapatkan hindmilk yang merupakan susu berlemak yang keluar menjelang akhir menyusui.
Saat terlalu cepat berpindah payudara, bayi mungkin sudah kenyang dulu. Artinya, dari masing-masing payudara, bayi hanya mendapatkan foremilk atau susu yang terdiri dari air dan kaya akan laktosa.
Agar mendapatkan ASI berlemak, maka biarkan bayi melekat lebih dalam dan menyusu pada satu payudara untuk memaksimalkan nutrisi ASI yang dihisapnya.
2. Sesi Pumping yang Singkat
Pumping hampir mirip seperti menyusui. Foremilk keluar lebih dulu baru disusul hindmilk yang keluar terakhir. Sesi pumping yang terlalu cepat tidak akan menghasilkan ASI yang optimal. Berhenti pumping sebelum ASI selesai diperah bisa membuat ASI encer.
3. Jarak waktu antar menyusui yang lama
Semakin lama waktu antar sesi menyusui, payudara Busui akan terus terisi dengan lebih banyak air yang menumpuk di bagian depan payudara. Jika ASI mengisi payudara melebihi jumlah yang bisa diminum bayi dalam satu sesi, bayi akan kenyang dan berhenti menyusu sebelum pasokan ASI habis.
4. Produksi ASI yang Berlebih
Produksi ASI yang berlebih ternyata dapat menimbulkan masalah tersendiri. Produksi ASI yang berlebih artinya payudara terisi lebih cepat, sehingga lebih sulit untuk dikosongkan sepenuhnya.
Memang produksi ASI yang berlimpah baik sebagai stock ASI yang disimpan untuk kebutuhan bayi. Namun jika bayi tidak bisa mengimbangi produksi ASI yang dihasilkan ibu, ini bisa menimbulkan masalah.
Komposisi yang Terkandung dalam ASI
Setiap ibu menyusui menghasilkan foremilk atau susu yang ada di bagian depan di dekat puting dengan konsistensi cairan yang lebih encer dan hindmilk atau susu di lapisan belakang yang lebih tinggi lemaknya dan lebih kental. Keduanya sama-sama ASI dan bukan dua jenis susu yang berbeda.
Foremilk adalah susu atau ASI yang pertama kali diminum bayi saat mereka mulai menyusu dan juga ASI yang akan pertama keluar saat pumping. Komposisi foremilk sebagian besar terdiri dari air dan kaya akan laktosa. Oleh karenanya, tekstur foremilk lebih encer namun penuh dengan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan bayi.
ASI umumnya terdiri dari komposisi 87% air, 7% laktosa, 4% lemak, dan 1% protein. Asupan makanan yang dikonsumsi seorang ibu menyusui dapat mempengaruhi warna susu, namun tidak banyak merubah komposisi ASI secara keseluruhan. Bahkan pada kasus ibu yang kekurangan gizi pun memiliki komposisi ASI yang kurang lebih sama.
Berikan ASI Eksklusif untuk si Kecil
Encer atau padatnya ASI bukanlah hal pokok yang perlu diperhatikan. Karena nutrisi yang berpindah dari ibu ke bayinya yang disusui lebih penting diperhatikan. Oleh karena itu, ibu menyusui harus lebih banyak mengonsumsi makanan sehat tinggi protein, buah, sayuran hijau, dan banyak air putih untuk menjaga kesehatan dirinya dan bayinya.
Sebagai makanan terbaik untuk bayi, sebaiknya ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya pada 6 bulan pertama kehidupannya untuk meningkatkan kesehatan dan daya tahan bayi. Susui buah hati Bunda setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam atau 2-3 jam sekali agar produksi ASI tetap berlimpah.
Selain menyusui langsung, Busui juga disarankan untuk rutin lakukan pumping menggunakan alat penyedot ASI manual atau elektrik. Ingin memiliki alat penyedot ASI yang menggabungkan antara kekuatan hospital-grade pump dan kenyamanan dari portable breast pump? Ini dia produk Hegen PCTO™ Double Electric Breast Pump (SoftSqround ™).
Electric Breast Pump dari Hegen bahkan bisa berfungsi sebagai alat pijat laktasi dengan mengganti eCap dengan Kneading Ring yang menyerupai alat pijat bekam. Manfaatnya banyak untuk membantu menstimulasi sirkulasi, meredakan pembengkakan payudara hingga meningkatkan hormon bahagia.
Hegen Double Electric Breast Pump New memiliki flange/corong yang terbuat dari silikon lembut untuk daya rekat terbaik pada kulit, membuat setiap sesi pemompaan menjadi nyaman. Bentuk Hegen SoftSqround™ yang unik juga memungkinkan Bunda menyesuaikan dan menemukan sudut yang paling pas untuk berbagai ukuran payudara.
Untuk botol pumping ASI, Bunda bisa gunakan HEGEN PCTO™ 150ML/5OZ BREAST MILK STORAGE PPSU dengan mengkonversi penutup botol dengan adapter. Hegen Polyphenylsulfone (PPSU) mendapatkan sertifikasi kesehatan Internasional grade FDA (pangan & obat-obatan), telah teruji bahannya sangat kuat, resistensi suhu, dan menjaga kualitas ASI dalam waktu lama.
Express-store-feed, cukup dengan memakai satu wadah, bisa dengan cepat beralih dari botol pompa ASI, wadah penyimpanan ASI menjadi botol dot yang aman cukup mengganti penutup atau dotnya. Dengan fitur Press to Close, Twist to Open (PCTO)
Desain botol Hegen yang inovatif dan dapat ditumpuk memastikan penyimpanan ASI terorganisir. Ini semakin mempermudah pemberian ASI dan optimalkan nutrisi bayi dengan Hegen.
Cek dan belanja online hanya di situs resmi Hegen Indonesia sekarang juga, yuk!
Referensi
Jessica Holbrook. Watery Breast Milk? 4 Possible Causes (& Solutions). https://www.wonderbaby.org/articles/watery-breast-milk
Vinmec.com. Breast milk is thin and clear, what to do? https://www.vinmec.com/en/news/health-news/breast-milk-is-thin-and-clear-what-to-do/