Blog Hegen

Selain Kompres Hangat, Begini Cara Menurunkan Panas pada Bayi

Demam pada bayi adalah kondisi di mana suhu tubuh bayi meningkat di atas normal, biasanya lebih dari 37,5°C (99,5°F) ketika diukur dengan termometer. Demam sendiri bukanlah penyakit, melainkan tanda bahwa tubuh bayi sedang melawan infeksi atau kondisi lain yang mungkin memerlukan perhatian medis. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui cara menurunkan panas pada bayi secara efektif dan aman. Hal ini penting karena akan membantu mengurangi ketidaknyamanan pada bayi dan membuat orang tua, khususnya ibu menjadi lebih tenang. Simak informasi selengkapnya dengan membaca artikel berikut!

Demam pada Bayi, Apakah Perlu ke Dokter?

Demam biasanya merupakan respons tubuh terhadap infeksi, seperti virus atau bakteri, tetapi juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, seperti tumbuh gigi, reaksi imunisasi, atau terlalu lama terpapar panas.

Meskipun demam sering kali menandakan bahwa tubuh bayi sedang melawan infeksi, kondisi ini juga dapat membuat bayi merasa tidak nyaman, rewel, dan terkadang lesu. Demam bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan gejala dari sesuatu yang terjadi dalam tubuh bayi.

Meskipun demam pada bayi sering kali bisa diatasi di rumah, ada situasi tertentu di mana penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Berikut adalah berbagai kondisi mendesak yang mengharuskan Bunda ke dokter saat si kecil sedang demam.

1. Bayi di Bawah 3 Bulan

Jika bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu 38°C atau lebih, sebaiknya segera bawa ke dokter atau unit gawat darurat. Pada usia ini, sistem kekebalan tubuh bayi masih sangat berkembang, dan demam bisa menjadi tanda infeksi serius.

2. Demam Tinggi

Jika suhu tubuh bayi lebih dari 39°C, terutama jika tidak turun dengan pengobatan atau berlangsung lebih dari satu atau dua hari. Kondisi tersebut tidak boleh Bunda sepelekan dan segera cari bantuan medis ke klinik atau pusat kesehatan terdekat untuk penanganan medis lebih lanjut.

3. Demam yang Berkepanjangan

Apabila demam berlangsung lebih dari 3 hari tanpa terlihat adanya perbaikan, atau demam yang naik turun secara tidak normal, ini mungkin menunjukkan infeksi yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis.

4. Bayi Dehidrasi

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, jarang buang air kecil, menangis tanpa air mata, atau tampak sangat lemah dan lesu, maka segera hubungi dokter.

5. Kejang Demam

Kejang demam (febrile seizure), adalah kejang yang dipicu oleh demam tinggi. Meskipun kejang demam sering kali tidak berbahaya, sangat penting untuk segera memeriksakan bayi ke dokter setelah hal tersebut terjadi.

6. Muncul Gejala Lain yang Mengkhawatirkan

Jika bayi mengalami muntah terus-menerus, diare parah, ruam yang tidak biasa, sulit bernapas, atau tampak sangat rewel atau tidak responsif, Bunda tidak boleh diam saja dan segera konsultasikan hal ini ke dokter.

7. Demam Setelah Imunisasi

Demam ringan setelah imunisasi adalah hal yang umum. Namun, jika demam sangat tinggi atau bayi tampak sangat tidak nyaman setelah imunisasi, konsultasikan dengan dokter.

8. Demam Disertai Sakit Kepala Parah atau Leher Kaku

Kondisi ini bisa menjadi tanda meningitis, yang merupakan kondisi serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Baca juga: Fase Bayi Rewel: Penyebab, Tanda-Tanda & Cara Mengatasinya

Cara Alami Menurunkan Panas Pada Bayi

Sumber: freepik/shisuka


Menurunkan panas pada bayi secara alami adalah langkah pertama yang sering dilakukan oleh orang tua sebelum memberikan obat. Beberapa metode alami bisa membantu menurunkan suhu tubuh bayi dan membuatnya lebih nyaman. Berikut adalah penjelasan tentang cara-cara alami untuk menurunkan panas pada bayi yang perlu Bunda tahu.

1. Kompres Hangat

Meskipun mungkin terdengar tidak intuitif, menggunakan kompres hangat (bukan panas) dapat membantu menurunkan demam. Kompres hangat bekerja dengan memperlebar pembuluh darah di kulit, memungkinkan tubuh untuk melepaskan panas lebih cepat. Selain itu, kompres hangat juga membantu mengurangi rasa tidak nyaman yang mungkin dirasakan bayi. 

Bunda bisa melakukannya dengan cara membasahi kain bersih menggunakan air hangat (sekitar 30-32°C) dan peras hingga tidak terlalu basah. Letakkan kain tersebut di dahi, lipatan leher, atau perut bayi. Jangan lupa untuk mengganti kompres secara berkala saat kain mulai mendingin.

2. Mandi Air Hangat

Mandi dengan air hangat bisa membantu menurunkan suhu tubuh bayi dengan cara yang sama seperti kompres hangat. Air hangat akan membantu tubuh melepaskan panas melalui kulit. Sebaliknya, mandi air dingin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan bayi menggigil, yang justru meningkatkan suhu tubuhnya.

Bunda bisa mengisi bak mandi dengan air hangat (sekitar 29-32°C) dan memandikan bayi selama 10-15 menit, atau sampai suhu tubuhnya mulai turun. Pastikan untuk selalu memantau bayi selama mandi agar tetap aman dan nyaman.

3. Memakai Pakaian Tipis yang Nyaman

Memakaikan bayi pakaian yang tipis dan nyaman dapat membantu tubuh bayi melepaskan panas lebih efektif. Pakaian yang tebal atau berlapis-lapis justru akan menahan panas dalam tubuh, sehingga hal ini malah memperburuk demam.

Pilih pakaian dari bahan yang ringan dan menyerap keringat, seperti katun dan hindari membungkus bayi dengan selimut tebal. Jika bayi merasa kedinginan, selimut tipis yang ringan bisa digunakan untuk menjaga kenyamanannya.

4. Meningkatkan Asupan Cairan

Demam dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat, yang meningkatkan risiko dehidrasi. Meningkatkan asupan cairan membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, mendukung fungsi tubuh, dan membantu proses pendinginan alami tubuh.

Jika bayi masih menyusu, berikan ASI lebih sering dari biasanya. Untuk bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat, tawarkan lebih banyak air, jus yang diencerkan, atau cairan elektrolit yang dirancang khusus untuk bayi.

Apabila bayi menolak minum atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering atau jarang buang air kecil, segera konsultasikan dengan dokter.

Menggunakan berbagai metode alami di atas tidak hanya membantu menurunkan demam, tetapi juga memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi bayi. Namun, jika bayi tampak tidak nyaman, mengalami demam selama lebih dari 3 hari, atau suhu tubuhnya tidak turun setelah mencoba metode-metode tadi, sebaiknya segera konsultasikan hal ini dengan dokter.

Baca juga: Kenali Tanda Bayi Dehidrasi & Cara Efektif Mencegahnya

Obat Penurun Panas untuk Bayi

Pemberian obat penurun panas untuk bayi adalah langkah umum yang diambil oleh banyak orang tua ketika bayi mengalami demam. Meskipun demam sering kali dapat dikelola dengan cara alami, ada situasi di mana penggunaan obat diperlukan untuk mengurangi suhu tubuh dan membuat bayi lebih nyaman. 

Obat penurun panas umumnya diberikan jika suhu tubuh bayi mencapai 38,5°C atau lebih, terutama jika bayi tampak sangat tidak nyaman. Selain suhu tubuh, kondisi umum bayi juga harus diperhatikan. Jika bayi tampak sangat rewel, sulit tidur, atau tidak mau makan/minum, obat penurun panas dapat membantu meringankan gejala ini.

Namun, pastikan Bunda selalu mengikuti petunjuk dokter, terutama jika bayi memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain. Jenis obat-obatan yang bisa menjadi cara menurunkan panas pada bayi ada 2 yaitu paracetamol dan ibuprofen. Berikut penjelasannya.

1. Paracetamol 

Paracetamol adalah obat yang paling sering direkomendasikan untuk menurunkan demam pada bayi. Ini aman digunakan pada bayi di atas usia 2 bulan, dengan dosis yang sesuai berat badan dan usia bayi. Obat ini umumnya diberikan setiap 4-6 jam, tapi tidak boleh melebihi dosis harian maksimum yang disarankan.

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat penurun panas lain yang bisa digunakan untuk bayi di atas usia 6 bulan. Selain menurunkan demam, ibuprofen juga memiliki efek anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Dosis diberikan setiap 6-8 jam, dengan memperhatikan pemberian maksimal per hari. Ibuprofen tidak dianjurkan untuk bayi yang mengalami dehidrasi atau memiliki masalah ginjal.

Baca juga: Begini Perbedaan Bayi ASI dan Sufor, Penting!

Mitos Seputar Menurunkan Panas Pada Bayi

Sumber: freepik


Mitos tentang cara menurunkan demam pada bayi telah ada selama bertahun-tahun, terutama di kalangan masyarakat yang masih mempraktikkan metode tradisional. Meskipun niatnya baik, beberapa metode ini sebenarnya tidak efektif dan justru bisa membahayakan bayi. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa mitos populer dan alasan mengapa metode tersebut tidak disarankan.

1. Kerokan

Kerokan, yang melibatkan menggosok kulit dengan koin atau benda keras lainnya, dipercaya dapat mengeluarkan "angin" dari tubuh dan menurunkan demam. Nyatanya, kerokan tidak memiliki dasar ilmiah untuk menurunkan demam. Pada bayi, kulit yang sangat sensitif bisa mengalami iritasi, luka, atau bahkan infeksi akibat kerokan. 

Selain itu, tindakan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang tidak perlu pada bayi.

2. Bawang Merah di Kaki

Menempatkan irisan bawang merah di telapak kaki bayi juga dipercaya dapat menyerap panas dan menurunkan demam. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa bawang merah dapat menurunkan demam. Kulit bayi yang halus juga dapat mengalami iritasi jika terkena bawang merah, karena mengandung senyawa sulfur dan zat iritan lainnya.

3. Menggunakan Alkohol untuk Mengompres atau Menggosok Tubuh

Mitos tentang demam bayi juga membuat banyak orang menggosok tubuh bayi dengan alkohol atau menggunakan kompres alkohol karena dipercaya dapat menurunkan suhu tubuh secara cepat.

Padahal, faktanya adalah alkohol dapat dengan mudah diserap melalui kulit bayi, sehingga dapat menyebabkan keracunan alkohol (alcohol poisoning), terutama pada bayi yang sangat kecil. 

Menggunakan alkohol juga dapat menyebabkan kulit menjadi dingin terlalu cepat, yang dapat memicu reaksi menggigil dan meningkatkan suhu tubuh bayi.

4. Mandi Air Dingin atau Es

Banyak orang yang masih beranggapan bahwa memandikan bayi dengan air dingin atau es dapat menurunkan suhu tubuh secara drastis. Nyatanya, mandi air dingin atau es justru bisa membuat bayi menggigil, dan membuat suhu tubuh semakin meningkat. 

Selain itu, mandi air dingin bisa membuat bayi merasa sangat tidak nyaman dan menambah stres pada tubuh mereka yang sudah lemah karena demam.

5. Menggunakan Balsam atau Minyak Gosok yang Kuat

Mengoleskan balsam atau minyak gosok yang mengandung bahan-bahan seperti mentol, kapur barus, atau minyak kayu putih pada dada atau punggung bayi dipercaya dapat menurunkan demam dan meredakan gejala pilek.

Namun, Bunda perlu tahu bahwa kulit bayi yang sensitif dapat bereaksi buruk terhadap bahan-bahan ini, sehingga menyebabkan iritasi, ruam, atau reaksi alergi. Balsam yang kuat juga dapat mengiritasi saluran napas bayi, terutama jika bayi menghirup uapnya.

Baca juga: Penting! Ini 8 Cara Aman Atasi Alergi Makanan pada Bayi

Penggunaan Produk Hegen Meminimalisir Risiko Demam pada Bayi


Produk Hegen dikenal karena desainnya yang inovatif dan berfokus pada kenyamanan serta kesehatan bayi. Meskipun tidak ada produk yang secara langsung yang dapat mencegah demam, penggunaan produk Hegen dapat membantu meminimalisir beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi, termasuk demam. 

Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana penggunaan produk Hegen dapat berperan dalam meminimalisir risiko demam pada bayi.

  1. Desain Anti-Kolik

Botol susu Hegen dirancang dengan sistem ventilasi anti-kolik yang membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan oleh bayi saat menyusu. Mengurangi asupan udara ini dapat mengurangi risiko kolik, yang sering kali menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat memicu gejala yang mirip dengan demam, seperti rewel atau susah tidur. 

Dengan meminimalkan kolik, bayi dapat lebih tenang dan nyaman, yang mendukung kesehatan mereka secara keseluruhan.

  1. Material yang Aman dan Bebas Toksin

Produk Hegen dibuat dari bahan PPSU (polyphenylsulfone) yang bebas BPA, BPS, dan PVC , sehingga menjamin nihilnya kandungan zat kimia berbahaya terlepas ke dalam susu atau makanan bayi. 

Penggunaan material yang aman ini meminimalisir risiko paparan toksin yang bisa berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh bayi. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi kemungkinan bayi mengalami kondisi yang dapat memicu demam.

  1. Kemudahan Pembersihan

Desain botol Hegen yang sederhana dan mudah dibersihkan memastikan bahwa botol dan aksesoris lain dapat dibersihkan secara menyeluruh. Pembersihan yang baik sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau kuman pada botol susu atau wadah makanan, yang bisa menyebabkan infeksi dan akhirnya demam. Dengan menjaga kebersihan yang optimal, risiko infeksi dapat diminimalisir.

  1. Desain yang Mengurangi Risiko Tumpah dan Kontaminasi

Botol Hegen dilengkapi dengan sistem "press-to-close, twist-to-open" yang memastikan bahwa botol tertutup rapat dan mencegah tumpahan atau kontaminasi dari luar. Makanan atau susu yang terkontaminasi dapat menjadi sumber infeksi, yang bisa menyebabkan demam pada bayi. Dengan mencegah tumpahan dan kontaminasi, Hegen membantu menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi bayi.

  1. Fungsi Serbaguna dan Penyimpanan yang Aman

Botol dan wadah Hegen dapat digunakan untuk menyimpan ASI, makanan bayi, atau cairan lainnya dengan aman. Penyimpanan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesegaran dan mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan atau susu yang disimpan. 

Penyimpanan yang buruk bisa menyebabkan keracunan makanan atau infeksi, yang berpotensi menyebabkan demam. Dengan fungsi serbaguna dan penyimpanan yang aman, produk Hegen membantu memastikan bahwa bayi hanya mengonsumsi makanan atau susu yang aman dan sehat.


Penggunaan produk Hegen, meskipun tidak secara langsung mencegah demam, dapat meminimalisir risiko-risiko yang berkontribusi terhadap kesehatan bayi yang kurang optimal. 

Desain yang ergonomis, material yang aman, kemudahan pembersihan, dan fitur anti-kolik semuanya bekerja bersama untuk mendukung kesehatan bayi secara keseluruhan, membantu mengurangi risiko kondisi yang bisa memicu demam. 

Sebagai bagian dari perawatan yang lebih luas, penggunaan produk yang aman dan berkualitas seperti Hegen dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan bayi. Bunda bisa mendapatkan berbagai produk perlengkapan ibu dan bayi dari Hegen seperti feeding bottle, drinking bottle, straw cup, breastmilk storage, breast pump, bottle and teat cleaner, serta aksesori lainnya dengan klik di sini!


Referensi:

  1. Natalie Silver. How to Safely Bring Down a Fever in a Baby. https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-bring-down-baby-fever
  2. Marygrace Taylor. What to Do if Your Baby or Toddler Has a Fever. https://www.whattoexpect.com/childrens-health-and-safety/fever-in-children.aspx