Berapa Suhu Tubuh Normal Bayi? Cek Informasinya di Sini!
Memahami suhu tubuh normal bayi sangat penting bagi orang tua baru karena hal tersebut merupakan indikator kesehatan bayi. Suhu tubuh yang normal umumnya berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C, sedikit lebih tinggi dibandingkan suhu normal orang dewasa yang berada di sekitar 36,1°C hingga 37,2°C. Bayi lebih rentan terhadap perubahan suhu lingkungan karena sistem pengaturan suhu tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Beberapa faktor yang memengaruhi suhu tubuh bayi meliputi suhu di lingkungan sekitar, aktivitas fisik, pakaian yang digunakan, serta kondisi kesehatan bayi. Memantau suhu tubuh bayi secara rutin membantu orang tua mendeteksi potensi masalah kesehatan lebih dini. Yuk, Bunda, simak panduan lengkapnya di artikel berikut ini.
Suhu Tubuh Normal Bayi
Berbicara tentang suhu tubuh normal bayi, Bunda perlu tahu bahwa hal ini bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia bayi. Berikut ini akan dipaparkan secara spesifik terkait suhu tubuh anak yang normal untuk Bunda.
- Baru lahir: 36,5°C hingga 37,5°C. Bayi baru lahir memiliki sistem pengaturan suhu yang belum matang, sehingga rentan terhadap perubahan suhu lingkungan.
- 3-6 bulan: 36,5°C hingga 37,5°C. Pada usia ini, sistem termoregulasi mulai berkembang, tapi bayi masih sensitif terhadap perubahan suhu.
- 6-12 bulan: 36,5°C hingga 37,5°C. Sistem pengaturan suhu semakin matang, dan bayi mulai bisa beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan.
- 1-3 tahun: 36,1°C hingga 37,4°C. Pada usia ini, rentang suhu tubuh mulai lebih mendekati suhu tubuh normal orang dewasa, tapi bayi tetap lebih sensitif dibandingkan orang dewasa.
Perlu Bunda ketahui juga bahwa, suhu tubuh bayi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Suhu normal orang dewasa berkisar antara 36,1°C hingga 37,2°C, sedangkan bayi biasanya berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C. Bayi cenderung lebih mudah mengalami fluktuasi suhu tubuh karena metabolisme mereka lebih aktif dan sistem pengaturan suhu tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Suhu tubuh bayi juga bisa sedikit berfluktuasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh aktivitas, makan, atau tidur. Pada pagi hari, suhu tubuh biasanya lebih rendah, dan akan meningkat pada sore atau malam hari. Namun, fluktuasi ini biasanya dalam rentang normal dan bukan tanda adanya masalah kesehatan pada bayi, kecuali jika disertai gejala lain seperti demam atau kedinginan.
Baca juga: 4 Tanda Bayi Tumbuh Gigi yang Harus Bunda Pahami
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Suhu Tubuh Bayi
Sumber: freepik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa suhu tubuh normal bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, aktivitas, waktu, pakaian, kondisi kesehatan bayi, juga keadaan lingkungannya. Penjelasannya bisa Bunda simak sebagai berikut.
- Usia: Bayi yang lebih muda cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lebih besar. Ini disebabkan oleh metabolisme yang lebih aktif dan sistem pengaturan suhu yang belum matang.
- Aktivitas: Aktivitas fisik seperti menangis, bergerak, atau bermain dapat meningkatkan suhu tubuh bayi secara sementara.
- Waktu: Suhu tubuh bayi cenderung lebih rendah di pagi hari dan sedikit lebih tinggi pada sore hingga malam hari. Ini adalah bagian dari ritme sirkadian tubuh bayi.
- Pakaian: Mengenakan pakaian yang terlalu tebal atau berlapis-lapis dapat menyebabkan bayi mengalami kepanasan, sehingga suhu tubuhnya meningkat.
- Lingkungan: Suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat memengaruhi suhu tubuh bayi. Bayi belum dapat mengatur suhu tubuhnya sebaik orang dewasa, sehingga mereka lebih sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan.
- Kesehatan: Infeksi atau penyakit, seperti flu atau infeksi saluran pernapasan, dapat menyebabkan demam pada bayi, yang merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
Baca juga: 3 Penyebab Utama Lidah Bayi Putih dan Cara Atasinya
Cara Mengukur Suhu Tubuh Bayi
Sumber: freepik/bookzv
Mengukur suhu tubuh bayi bisa dilakukan dengan beberapa metode. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap metode tersebut.
1. Rektal (Anus)
- Cara: Termometer dimasukkan ke dalam rektum (anus) sekitar 1,3-2,5 cm.
- Akurasi: Metode ini paling akurat untuk mengukur suhu inti tubuh bayi, terutama pada bayi baru lahir atau yang sangat muda.
- Keunggulan: Sangat akurat dan direkomendasikan oleh banyak dokter, terutama jika ada kekhawatiran tentang demam.
- Kekurangan: Mungkin tidak nyaman bagi bayi, dan orang tua perlu berhati-hati saat melakukannya untuk mencegah cedera.
2. Oral (Mulut)
- Cara: Termometer diletakkan di bawah lidah bayi.
- Akurasi: Umumnya akurat, namun tidak disarankan untuk bayi yang lebih muda dari 4 tahun karena sulit membuat bayi tetap diam dengan termometer di mulut.
- Keunggulan: Mudah dilakukan pada anak yang lebih besar.
- Kekurangan: Tidak dianjurkan untuk bayi dan balita, serta hasil bisa terpengaruh oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelumnya.
3. Ketiak
- Cara: Termometer diletakkan di bawah ketiak bayi, menempel pada kulit.
- Akurasi: Kurang akurat dibanding metode rektal, tetapi cukup untuk skrining awal.
- Keunggulan: Metode ini aman dan tidak invasif.
- Kekurangan: Hasilnya mungkin lebih rendah daripada suhu tubuh inti, sehingga kurang akurat untuk mendeteksi demam.
4. Telinga
- Cara: Termometer infra merah dimasukkan ke dalam liang telinga bayi untuk mengukur suhu dari gendang telinga.
- Akurasi: Cukup akurat jika dilakukan dengan benar, tapi tidak disarankan untuk bayi di bawah 6 bulan karena ukuran telinga yang kecil.
- Keunggulan: Cepat dan nyaman.
- Kekurangan: Memerlukan teknik yang benar dan alat khusus, serta bisa dipengaruhi oleh adanya lilin telinga atau posisi yang salah.
5. Dahi
- Cara: Termometer dahi atau temporal menggunakan sensor inframerah untuk mengukur suhu dari arteri di dahi.
- Akurasi: Cukup akurat, terutama untuk bayi yang lebih besar.
- Keunggulan: Sangat cepat, nyaman, dan tidak invasif.
- Kekurangan: Bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu ruangan.
Baca juga: Luar Biasa, 10 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif
Kapan Bunda Harus Khawatir?
Sebelumnya telah disinggung bahwa suhu tubuh bayi yang normal biasanya berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C. Apabila termometer bayi menunjukkan angka yang melebihi suhu normal tersebut, bisa jadi tubuh si kecil sedang mengalami demam.
Umumnya, demam dapat diatasi dengan pemberian ASI secara intens pada bayi untuk mencegah dehidrasi. Namun, ada kondisi kesehatan tertentu yang perlu Bunda waspadai dan sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter. Berikut ulasannya.
- Bayi di bawah 3 bulan: Jika suhu rektal mencapai 38°C atau lebih, segera hubungi dokter, karena demam pada bayi yang sangat muda bisa menjadi tanda infeksi serius.
- Bayi 3-6 bulan: Jika suhu tubuh mencapai 39°C atau lebih, atau jika bayi tampak sangat lemas, rewel, atau tidak mau makan.
- Bayi di atas 6 bulan: Hubungi dokter jika demam mencapai 39,4°C atau lebih, berlangsung lebih dari 24 jam, disertai muntah, diare, ruam, atau tanda-tanda dehidrasi seperti kurang buang air kecil.
Baca juga: Dot Bayi Anti Kolik, Cegah Infeksi Telinga pada Bayi
Tips Menurunkan Demam pada Bayi secara Alami
Sumber: freepik
Demam pada bayi tidak selalu harus dikonsultasikan ke dokter. Apabila demam tidak disertai gejala-gejala lain seperti yang telah dijelaskan di atas, Bunda bisa mengupayakan cara-cara alami berikut untuk mengatasinya.
- Kompres air hangat: Gunakan kain basah dengan air hangat, lalu kompreskan di dahi, leher, atau ketiak bayi.
- Berikan cairan yang cukup: Pastikan bayi mendapat ASI untuk mencegah dehidrasi.
- Pakaian tipis: Pakaikan bayi dengan pakaian yang ringan dan nyaman untuk membantu pelepasan panas dari tubuh.
- Mandikan dengan air suam-suam kuku: Mandikan bayi dengan air hangat (bukan dingin) untuk menurunkan suhu secara bertahap.
- Jaga suhu ruangan: Pastikan suhu ruangan nyaman dan tidak terlalu panas.
Penggunaan Produk Hegen Meminimalisir Risiko Demam pada Bayi
Produk Hegen dikenal karena desainnya yang inovatif dan berfokus pada kenyamanan serta kesehatan bayi. Meskipun tidak ada produk yang secara langsung yang dapat mencegah demam, penggunaan produk Hegen dapat membantu meminimalisir beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi, termasuk demam.
Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana penggunaan produk Hegen dapat berperan dalam meminimalisir risiko demam pada bayi.
- Desain Anti-Kolik
Botol susu Hegen dirancang dengan sistem ventilasi anti-kolik yang membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan oleh bayi saat menyusu. Mengurangi asupan udara ini dapat mengurangi risiko kolik, yang sering kali menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat memicu gejala yang mirip dengan demam, seperti rewel atau susah tidur.
Dengan meminimalkan kolik, bayi dapat lebih tenang dan nyaman, yang mendukung kesehatan mereka secara keseluruhan.
- Material yang Aman dan Bebas Toksin
Produk Hegen dibuat dari bahan PPSU (polyphenylsulfone) yang bebas BPA, BPS, dan PVC , sehingga menjamin nihilnya kandungan zat kimia berbahaya terlepas ke dalam susu atau makanan bayi.
Penggunaan material yang aman ini meminimalisir risiko paparan toksin yang bisa berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh bayi. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi kemungkinan bayi mengalami kondisi yang dapat memicu demam.
- Kemudahan Pembersihan
Desain botol Hegen yang sederhana dan mudah dibersihkan memastikan bahwa botol dan aksesoris lain dapat dibersihkan secara menyeluruh. Pembersihan yang baik sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau kuman pada botol susu atau wadah makanan, yang bisa menyebabkan infeksi dan akhirnya demam. Dengan menjaga kebersihan yang optimal, risiko infeksi dapat diminimalisir.
- Desain yang Mengurangi Risiko Tumpah dan Kontaminasi
Botol Hegen dilengkapi dengan sistem "press-to-close, twist-to-open" yang memastikan bahwa botol tertutup rapat dan mencegah tumpahan atau kontaminasi dari luar. Makanan atau susu yang terkontaminasi dapat menjadi sumber infeksi, yang bisa menyebabkan demam pada bayi. Dengan mencegah tumpahan dan kontaminasi, Hegen membantu menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi bayi.
- Fungsi Serbaguna dan Penyimpanan yang Aman
Botol dan wadah Hegen dapat digunakan untuk menyimpan ASI, makanan bayi, atau cairan lainnya dengan aman. Penyimpanan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesegaran dan mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan atau susu yang disimpan.
Penyimpanan yang buruk bisa menyebabkan keracunan makanan atau infeksi, yang berpotensi menyebabkan demam. Dengan fungsi serbaguna dan penyimpanan yang aman, produk Hegen membantu memastikan bahwa bayi hanya mengonsumsi makanan atau susu yang aman dan sehat.
Penggunaan produk Hegen, meskipun tidak secara langsung mencegah demam, dapat meminimalisir risiko-risiko yang berkontribusi terhadap kesehatan bayi yang kurang optimal.
Desain yang ergonomis, material yang aman, kemudahan pembersihan, dan fitur anti-kolik semuanya bekerja bersama untuk mendukung kesehatan bayi secara keseluruhan, membantu mengurangi risiko kondisi yang bisa memicu demam.
Sebagai bagian dari perawatan yang lebih luas, penggunaan produk yang aman dan berkualitas seperti Hegen dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan bayi. Bunda bisa mendapatkan berbagai produk perlengkapan ibu dan bayi dari Hegen seperti feeding bottle, drinking bottle, straw cup, breastmilk storage, breast pump, bottle and teat cleaner, serta aksesori lainnya dengan klik di sini!
Referensi:
- Halodoc. Ketahui Suhu Normal Bayi dan Cara Mengukurnya. https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-suhu-normal-bayi-dan-cara-mengukurnya
- Mayo Clinic. Thermometer basics: Taking your child's temperature. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/thermometer/art-20047410
Featured image - freepik/kalinovskiy