The Hegen Blog

Tongue Tie: Penyebab, Gejala, dan Cara Tepat Menanganinya

Tongue tie (ankyloglossia) adalah kelainan yang membuat ukuran frenulum lidah bayi terlalu pendek. Hal ini harus segera ditangani karena mengakibatkan gerak lidah bayi menjadi terbatas. Selain itu, tongue-tie dapat menyebabkan bayi sulit menyusu, serta kesulitan berbicara, makan, dan menelan. Oleh sebab itu, kondisi ini tidak boleh Bunda anggap remeh. Cari tahu penyebab, gejala, serta penanganannya dengan membaca artikel berikut!

Penyebab Tongue Tie pada Bayi

Tongue tie atau frenulum lidah adalah kondisi di mana frenulum (jaringan yang menghubungkan lidah ke dasar mulut) terlalu pendek atau terlalu kencang, sehingga menyebabkan gerakan lidah terbatas. Beberapa penyebab umum dari kondisi ini adalah sebagai berikut.

1. Kondisi Bawaan

Tongue tie bisa merupakan kondisi bawaan yang terjadi saat perkembangan janin di dalam rahim. Ini bisa disebabkan oleh faktor genetik atau faktor lain yang memengaruhi perkembangan jaringan.

2. Keturunan

Tongue tie cenderung memiliki faktor keturunan, yang berarti bayi lebih mungkin mengalaminya jika salah satu atau kedua orang tua juga memiliki kondisi ini.

3. Faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan seperti tekanan intrauterin yang tinggi (misalnya pada kehamilan dengan tekanan darah tinggi atau ibu merokok), dan trauma pada saat lahir (seperti kelahiran prematur atau penggunaan alat bantu persalinan yang kasar) juga dapat memengaruhi perkembangan frenulum lidah.

4. Kombinasi Faktor

Kondisi tongue tie pada bayi sering kali merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang kompleks, meskipun mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.

Tongue tie bisa berdampak pada kemampuan bayi dalam menyusui atau makan dengan baik, karena gerakan lidah yang terbatas dapat menyulitkan bayi untuk memegang puting susu atau meraih makanan dengan efektif. 

Jika Bunda curiga bahwa bayi mungkin memiliki tongue tie, konsultasikan dengan dokter atau spesialis laktasi untuk evaluasi dan rekomendasi lebih lanjut. Terkadang, prosedur bedah kecil dapat direkomendasikan untuk memperbaiki kondisi ini jika diperlukan.

Baca juga: Alasan Kenapa Bayi Sering Gumoh, Atasi Dengan 8 Tips Ini!

Gejala dan Dampak Tongue Tie

Sumber: freepik

 

Tongue tie pada bayi dapat memengaruhi berbagai aspek perkembangan dan kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa gejala umum dan dampak yang bisa terjadi.

Gejala:

  • Kesulitan Menyusui: Bayi mungkin mengalami kesulitan mengunci bibir dan lidahnya dengan benar saat menyusu. Ini dapat menyebabkan bayi sulit untuk memegang puting susu ibu dengan baik, sehingga proses menyusui tidak efektif dan bayi terlihat sering lapar atau tidak cukup mendapat asupan nutrisi.
  • Pengisapan yang Lemah: Gerakan lidah yang terbatas akibat tongue tie dapat mengurangi kemampuan bayi untuk melakukan gerakan pengisapan yang kuat, yang diperlukan untuk menyusu dengan efisien.
  • Perilaku Menyusu yang Frustrasi: Bayi mungkin terlihat frustrasi atau gelisah saat menyusui, atau cenderung menyusu dalam waktu yang lebih lama untuk mendapatkan jumlah yang cukup.
  • Masalah Kesehatan Lainnya: Selain kesulitan menyusui, tongue tie juga bisa terkait dengan masalah lain seperti kolik atau gas yang lebih sering, karena bayi mungkin menelan udara lebih banyak saat menyusu.

Dampak:

  • Gangguan Pertumbuhan: Jika bayi tidak dapat menyusu dengan baik karena tongue tie, mereka mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang optimal.
  • Pemulihan Luka pada Ibu: Jika bayi tidak dapat menyusu dengan benar, ibu mungkin mengalami masalah seperti lecet atau retak pada puting susu. 
  • Masalah Berbicara: Pada kasus yang lebih parah, tongue tie yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah berbicara di kemudian hari. Ini karena gerakan lidah yang terbatas dapat memengaruhi kemampuan untuk menghasilkan suara tertentu atau untuk mengucapkan kata-kata dengan jelas.
  • Masalah Pengunyahan dan Menelan: Tongue tie dapat memengaruhi kemampuan anak untuk makan makanan padat, terutama saat mereka mulai mengeksplorasi makanan tetap selama MPASI.

Baca juga: Efek Dot Bayi Berdampak Buruk Di Rahang Bayi? Ini Faktanya

Penanganan Tongue Tie

Penanganan tongue tie pada bayi tergantung pada tingkat keparahan kondisinya dan dampaknya terhadap kemampuan bayi untuk menyusui dan kesehatan secara umum. Berikut adalah beberapa pilihan penanganan yang dapat dipertimbangkan.

1. Observasi dan Manajemen Perilaku

Jika tongue tie tidak menyebabkan masalah besar dalam menyusui atau tidak ada gejala yang signifikan, beberapa dokter atau spesialis laktasi mungkin merekomendasikan untuk hanya mengamati dan mengelola perilaku menyusu, seperti posisi menyusui yang berbeda atau teknik menyusu yang lebih efektif.

2. Frenotomy

Frenotomy adalah prosedur sederhana di mana dokter atau spesialis bedah anak memotong frenulum lidah yang terlalu pendek atau kencang dengan menggunakan alat khusus. Prosedur ini dilakukan di klinik atau ruang perawatan dengan menggunakan anestesi lokal yang ringan atau bahkan tanpa anestesi tergantung pada kebijakan klinik dan usia bayi. 

Frenotomy biasanya sangat cepat dan memerlukan sedikit atau tanpa waktu pemulihan yang signifikan.

3. Frenuloplasty

Jika tongue tie lebih parah atau frenulum lidah lebih tebal, mungkin diperlukan frenuloplasty. Ini adalah prosedur yang lebih kompleks di mana frenulum lidah dipotong dan kemudian dijahit untuk mengembalikan gerakan lidah yang lebih bebas. 

Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah anestesi umum dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan frenotomy.

Baca juga: 5 Tips Mengenalkan Sippy Cup & Bedanya Dengan Straw Cup

Perawatan setelah Penanganan

Setelah prosedur frenotomy atau frenuloplasty, dokter atau spesialis laktasi akan memberikan instruksi tentang perawatan pasca-operasi. Ini mungkin termasuk melakukan gerakan atau latihan untuk membantu lidah bayi beradaptasi dengan gerakan baru mereka, serta memastikan menyusui atau pemberian makanan lainnya berjalan dengan baik.

Selain itu, dukungan dari konsultan laktasi atau ahli gizi anak mungkin diperlukan untuk memastikan bayi dapat menyusu dengan efektif dan ibu dapat merawat puting susu dengan benar. Mereka juga dapat memberikan saran tentang pilihan makanan atau cara untuk membantu bayi memulai makan makanan padat selama masa MPASI.

Pilihan penanganan untuk tongue tie pada bayi harus disesuaikan dengan kondisi individu mereka dan berdasarkan konsultasi dengan dokter anak atau spesialis laktasi. Penting untuk memahami manfaat dan risiko dari setiap pilihan penanganan sebelum membuat keputusan, serta melibatkan tim medis untuk mendapatkan dukungan dan informasi yang diperlukan.

Baca juga: Keunggulan Botol Susu PPSU, Pilihan Terbaik Untuk Buah Hati

Apakah Tongue Tie Bisa Dicegah?

Sumber: freepik


Tongue tie atau frenulum lidah yang terlalu pendek atau kencang pada bayi biasanya merupakan kondisi bawaan dan sulit untuk dicegah secara langsung. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko atau memfasilitasi penanganan yang lebih baik jika kondisi ini terjadi.

1. Perhatikan Faktor Risiko

Jika ada riwayat tongue tie dalam keluarga, misalnya, orang tua atau saudara kandung yang pernah mengalami kondisi ini, ada kemungkinan lebih tinggi bahwa bayi juga akan mengalaminya.

2. Perawatan Prenatal

Selama kehamilan, perhatikan kesehatan umum ibu dan hindari faktor risiko yang dapat memengaruhi perkembangan bayi, seperti merokok atau mengonsumsi alkohol.

3. Konsultasi dengan Spesialis Laktasi

Segera setelah kelahiran, berbicaralah dengan spesialis laktasi atau dokter anak tentang teknik menyusui yang baik dan pemeriksaan rutin untuk mengidentifikasi masalah potensial sejak dini.

4. Pemeriksaan Bayi secara Rutin 

Pemeriksaan rutin oleh dokter anak atau spesialis kesehatan bayi dapat membantu mendeteksi dini adanya tongue tie atau masalah perkembangan lainnya.

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah tongue tie pada bayi, perawatan prenatal yang baik dan perhatian terhadap perkembangan bayi dapat membantu mengelola kondisi ini dengan lebih baik. 

Penting untuk mendiskusikan setiap kekhawatiran atau pertanyaan tentang kesehatan bayi dengan tenaga medis yang berkualifikasi untuk mendapatkan panduan yang tepat dan perawatan yang diperlukan.

Selain itu, pemilihan produk bayi seperti botol susu dan dot bayi yang mendukung proses menyusui yang lebih nyaman serta efektif juga penting untuk diperhatikan. Apalagi, bayi dengan tongue tie lebih rentan menelan udara lebih banyak saat menyusu. Oleh sebab itu pemilihan feeding bottle dan teats yang tepat akan melindungi bayi dari potensi gangguan kesehatan lainnya.

Hegen Feeding Bottle hadir dengan inovasi The Smart Built-In Anti-Colic Air Vent System yang mengurangi asupan udara berlebihan untuk melindungi bayi dari gangguan perut.Selain itu, produk ini juga menawarkan segudang keunggulan lainnya seperti berikut ini.

  • Menggunakan Material Terbaik: Material yang dipakai adalah PPSU (Polyphenylsulfone) yang sudah BPA free, bersertifikat FDA, serta tahan terhadap suhu ekstrem dari -18°C hingga 180°C, sehingga aman untuk bayi.
  • Desain Inovatif: Desain Botol Soft-Square (atau Sqround) berbentuk ergonomis yang memungkinkan bayi untuk memegangnya tanpa takut terguling. 
  • Mudah Dibuka Tutup: Memiliki fitur Press-to-Close, Twist-to-Open™ (PCTO™) yang memungkinkan botol ditekan dengan satu tangan, dan diputar dengan mudah tanpa khawatir isinya tumpah. 
  • Dot yang Super Lembut: Dot silikon berbentuk elips super lembut yang menyerupai payudara alami ibu akan mencegah bingung puting pada bayi, sehingga mendorong perlekatan alami, dan memudahkan kombinasi pemberian ASI dan susu botol.
  • Ukuran Variatif: Tersedia dalam 4 ukuran yang bisa disesuaikan dengan usia si kecil, rangkaian feeding bottle dari Hegen tersedia dalam ukuran 60 ml (0 bulan/newborn), 150 ml (1-3 bulan), 240 ml (3-6 bulan), dan 330 ml (6-9 bulan).

Tidak hanya feeding bottle saja, Hegen juga menyediakan produk ibu dan bayi lainnya seperti teats/dot bayi, straw cup, drinking bottle, breastmilk storage (wadah ASI dan MPASI), manual and electric breast pump, serta aksesori pelengkap yang bisa Bunda dapatkan dengan klik di sini.


Referensi:

  1. Alodokter. Tongue-tie (Ankyloglossia). https://www.alodokter.com/tongue-tie
  2. Siloam Hospitals Medical Team. Gejala Tongue-Tie (Ankyloglossia) dan Cara Mengatasinya. https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-tongue-tie
  3. Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Tongue Tie pada Bayi. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2738/tongue-tie-pada-bayi
  4. Ossa Indra Pratama, S. Tr. Kes - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Pengaruh Lip Tie dan Tongue Tie (Ankyloglossia) Terhadap Kemampuan Feeding pada Bayi. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2894/pengaruh-lip-tie-dan-tongue-tie-ankyloglossia-terhadap-kemampuan-feeding-pada-bayi

Featured image - freepik