The Hegen Blog

Pentingnya Protein Hewani untuk MPASI: Ini 6 Manfaatnya

Seiring dengan pertumbuhan si kecil, kebutuhan nutrisinya akan meningkat. Oleh sebab itu, bayi usia 6 bulan umumnya sudah dikenalkan dengan MPASI untuk pemenuhan nutrisinya. Salah satu zat penting yang wajib diberikan adalah protein. Protein hewani untuk MPASI adalah yang terbaik karena mendukung pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh. Bahkan, jenis protein ini juga bisa mencegah anak stunting lho! Yuk cari tahu apa saja manfaat protein hewani untuk tumbuh kembang si kecil dengan membaca artikel berikut ini.

Manfaat Protein Hewani untuk MPASI Bayi

Protein hewani pada makanan pendamping ASI (MPASI) memiliki banyak manfaat penting untuk tumbuh kembang bayi. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.

1. Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan Otot

Protein hewani, seperti yang ditemukan dalam daging, ikan, telur, dan produk susu, mengandung asam amino esensial yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otot bayi.

2. Baik untuk Perkembangan Otak

Daging merah dan hati adalah sumber zat besi heme, yang lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme dari sumber nabati. Zat besi penting untuk perkembangan otak dan mencegah anemia.

Selain itu, ikan berlemak seperti salmon dan tuna mengandung asam lemak omega-3, yang penting untuk perkembangan otak dan mata bayi.

3. Sumber Vitamin B12 dan Zinc

Protein hewani adalah sumber utama vitamin B12, yang penting untuk produksi sel darah merah dan fungsi saraf yang sehat. Kekurangan vitamin B12 bisa menyebabkan masalah perkembangan neurologis.

Nutrisi pada protein hewani juga meliputi seng/zinc yang  berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka, dan pertumbuhan sel. Protein hewani seperti daging dan produk susu kaya akan seng.

4. Menyediakan Kalsium

Produk susu seperti yogurt dan keju menyediakan kalsium, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat.

5. Meningkatkan Kepadatan Energi

Protein hewani cenderung memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi, membantu memenuhi kebutuhan energi bayi yang sedang tumbuh.

6. Meningkatkan Kualitas MPASI

Menambahkan protein hewani ke dalam menu MPASI dapat meningkatkan rasa dan tekstur makanan, membantu memperkenalkan berbagai rasa dan meningkatkan minat bayi dalam makan.

Baca juga: Opsi Makanan Untuk MPASI Pertama, Cermati Juga Larangannya

Sumber Protein Hewani Terbaik untuk MPASI

Sumber: freepik/its_al_dente

 

Pemilihan sumber pangan yang mengandung protein hewani juga tidak boleh sembarangan. Berikut ini telah terangkum sumber makanan terbaik yang kaya akan protein hewani untuk Bunda simak.

1. Daging Merah

Daging merah adalah pilihan yang sangat baik untuk makanan pendamping ASI karena kaya akan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Misalnya seperti daging sapi dan domba, yang merupakan sumber utama zat besi heme. 

Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, yang membawa oksigen dalam darah, dan mendukung perkembangan otak yang optimal. Selain itu, sumber makanan yang satu ini juga mengandung protein berkualitas tinggi yang didalamnya terdapat semua asam amino esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan otot, serta perbaikan jaringan tubuh bayi.

Umumnya, daging merah memiliki rasa yang kaya dan tekstur yang dapat meningkatkan selera makan bayi, membantu mereka terbiasa dengan berbagai rasa dan tekstur makanan. Sebaiknya, Bunda memilih bagian rendah lemak dan mudah dicerna saat memberikan daging sapi, terutama tenderloin dan sirloin. Olahan daging merah akan lebih baik jika dimasak dengan cara direbus, kukus, atau panggang.

2. Unggas

Hewan yang termasuk jenis unggas seperti ayam, bebek, dan kalkun merupakan sumber protein dengan kadar lemak yang rendah. Utamakan untuk memilih bagian dada dan menghindari bagian kulit. Bunda bisa mengolah sajian unggas dengan cara dipanggang, dikukus, atau dibuat sup.

Daging unggas cenderung lebih mudah dicerna oleh bayi dibandingkan dengan beberapa jenis daging merah. Protein dari unggas mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh bayi, termasuk otot dan organ.

Selain itu, daging unggas, terutama bagian tanpa kulit seperti dada ayam, memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa sumber protein hewani lainnya, menjadikannya pilihan yang lebih sehat.

3. Ikan

Ikan adalah sumber omega-3 yang sangat penting untuk perkembangan otak dan mata.  Namun, utamakan untuk memilih ikan yang rendah merkuri seperti tuna, sarden, salmon, kembung, kakap, dan lain-lain. 

Pasalnya, paparan merkuri yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf, serta menyebabkan masalah kognitif dan motorik. Ikan akan lebih baik jika diolah dengan cara dikukus, dipanggang, atau ditambahkan dalam hidangan sup untuk menjaga nutrisinya.

4. Telur

Sumber protein hewani untuk MPASI yang paling mudah dan murah adalah telur. Selain mengandung protein, jenis makanan ini juga mudah dicerna. Bunda bisa mengenalkan kuning telur terlebih dulu saat anak baru memulai MPASI awal di usia 6 bulan. Baru kemudian di umur 8-12 bulan diberikan bagian putih telurnya.

Telur juga mudah diolah atau dikreasikan menjadi menu apapun, tapi pengolahan terbaik adalah dengan cara direbus, orak-arik, atau diceplok. Beberapa bayi mungkin menunjukkan gejala alergi saat mengonsumsi telur. Oleh sebab itu, amati kemungkinan gejala alergi yang muncul setelah pemberian telur selama beberapa hari.

5. Hati Ayam

Pilihan sumber protein hewani terakhir yang bisa diberikan ke si kecil adalah hati ayam. Didalamnya terdapat zat besi, vitamin A, serta folat yang sangat baik untuk tumbuh kembang si kecil.

Meski diperbolehkan, tapi berikan menu hati ayam dalam jumlah terbatas dan cukup 1-2 kali saja dalam seminggu. Bunda bisa memasaknya dengan cara direbus/ditumis dan mencampurkannya ke bubur bayi/nasi tim.

Baca juga: Penting! Ini 8 Cara Aman Atasi Alergi Makanan Pada Bayi

Tips Mengolah Protein Hewani untuk MPASI

Nah Bunda, pelajari juga cara pengolahan protein hewani yang tepat supaya tidak mengganggu kesehatan si kecil. Berikut adalah beberapa tips dalam mengolah sumber makanan protein hewani yang sebaiknya Bunda perhatikan baik-baik.

  • Pastikan daging merah, unggas, dan ikan yang dipilih masih segar dan berkualitas.
  • Jangan lupa untuk mencuci bahan makanan sampai benar-benar bersih sebelum memasaknya.
  • Perhatikan durasi memasak untuk mencegah olahan daging/ikan/ayam belum matang. Olahan protein hewani yang belum matang bisa membahayakan bayi seperti keracunan, makanan, infeksi bakteri, gangguan pencernaan, dan lain-lain.
  • Haluskan atau cincang daging/ayam sesuai usia bayi untuk memudahkan mereka saat menyantapnya.
  • Tidak perlu menambahkan garam, gula, atau bumbu penyedap lainnya terutama saat bayi masih berusia di bawah 1 tahun.
  • Masak dengan variasi menu yang beragam setiap harinya agar bayi lebih lahap dan tidak mudah bosan.

Baca juga: MPASI Anti GTM: Kumpulan Resep MPASI 6 Bulan Yang Disukai Bayi

Tanda-tanda Kekurangan Protein pada Bayi

Sumber: freepik/kristina_igumnova


Bisa dibilang, sumber protein hewani untuk MPASI sangat penting dan wajib Bunda tambahkan ke dalam menu harian. Pasalnya, kekurangan protein pada bayi bisa menyebabkan stunting, anemia, masalah metabolisme, mengganggu perkembangan otak, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh sebab itu jangan sampai si kecil kekurangan protein hewani dan kenali ciri-cirinya sebagai berikut.

1. Pertumbuhan Terhambat

Bayi yang kekurangan protein mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat atau terhambat. Ini dapat terlihat dari berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan yang normal.

2. Penurunan Massa Otot

Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan massa otot. Bayi mungkin tampak lemah atau tidak memiliki kekuatan otot yang normal untuk usia mereka.

3. Kulit Kering dan Mengelupas

Protein berperan dalam menjaga kesehatan kulit. Kekurangan protein dapat menyebabkan kulit bayi menjadi kering, mengelupas, atau bahkan muncul ruam.

4. Rambut Rontok dan Kuku Rapuh

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan rambut. Kekurangan protein dapat menyebabkan rambut bayi rontok, rapuh, atau tumbuh tidak normal. Kuku bayi mungkin juga menjadi rapuh dan mudah pecah jika mereka kekurangan protein.

5. Pembengkakan (Edema)

Kekurangan protein yang parah dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, tangan, atau perut akibat ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.

6. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh

Bayi yang kekurangan protein mungkin lebih sering sakit atau mengalami infeksi, karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak berfungsi dengan optimal.

7. Kelelahan dan Kurang Energi

Kekurangan protein pada bayi juga bisa mengakibatkan mereka tampak lesu atau kurang energi, dan mungkin tidak aktif seperti biasanya.

8. Keterlambatan Perkembangan Motorik

Keterlambatan perkembangan motorik juga menjadi tanda-tanda anak kekurangan protein, yang mencakup keterampilan motorik kasar dan halus.

9. Anemia

Kekurangan protein dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, yang ditandai dengan kelelahan, pucat, dan iritabilitas.

10. Kesulitan Makan

Bayi mungkin tampak tidak tertarik pada makanan atau menunjukkan kesulitan saat makan, karena kekurangan protein dapat memengaruhi nafsu makan dan energi mereka.

Ternyata kekurangan protein pada bayi sangat memengaruhi tumbuh kembang mereka. Oleh sebab itu, Bunda wajib mengoptimalkan pemberian protein hewani untuk MPASI sedini mungkin untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Ini Dia 10 Alat MPASI Yang Idealnya Bunda Siapkan

Selain itu, pilih wadah MPASI yang berkualitas dan bebas dari BPA untuk menjamin keamanan dan kesehatan bayi. Pastikan Bunda hanya memilih Hegen Breastmilk Storage untuk menyimpan dan menyajikan menu MPASI pada si kecil.

 

Sesuai dengan namanya, wadah MPASI dari Hegen ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah MPASI saja, tapi juga bisa digunakan sebagai botol susu dan tempat penyimpanan ASI perah. 

Bahkan tak hanya itu, kualitas breast milk storage dari Hegen tidak perlu diragukan lagi karena menggunakan material PPSU berwarna amber kekuningan yang bebas pigmen buatan, sehingga ASIP dan MPASI tidak akan terkontaminasi dengan bahan berbahaya.

Selain itu, material ini juga kerap digunakan sebagai bahan dasar peralatan medis, sehingga dijamin unggul, awet, dan punya ketahanan di suhu tinggi yang berkisar antara -20°C hingga 180°C. Dengan demikian, Bunda dapat membekukan atau menghangatkan makanan pendamping ASI dari breast milk storage secara langsung.

Tunggu apalagi, selalu berikan yang terbaik kepada si kecil dengan memercayakan wadah penyimpanan ASI dan kebutuhan ibu dan bayi lainnya hanya dari Hegen dengan klik di sini.

 

Referensi:

  1. Alodokter. Sumber Protein Hewani Terbaik untuk MPASI. https://www.alodokter.com/sumber-protein-hewani-terbaik-untuk-mpasi
  2. Kemenkes RI. Protein Hewani Cegah Stunting. https://promkes.kemkes.go.id/protein-hewani-cegah-stunting
  3. Jenna Helwig. 7 Best Protein Foods for Babies. https://www.parents.com/baby/feeding/solid-foods/top-protein-packed-foods-for-babies-and-how-to-serve-them/

Featured image - freepik/komok-vm