Berapa Lama ASI Keluar setelah Melahirkan? Cek di Sini!
Tantangan awal yang kerap melanda ibu pasca melahirkan adalah ASI tidak keluar atau produksinya hanya sedikit. Padahal, kondisi tersebut cukup wajar dan nantinya ASI bisa keluar dengan stimulasi yang tepat. Lalu, berapa lama sebenarnya ASI keluar setelah melahirkan? Jawabannya mungkin bisa berbeda-beda pada tiap ibu.
Namun, hal yang paling penting adalah bagaimana Bunda melakukan persiapan sebelum melahirkan supaya proses pemberian ASI bisa berjalan lancar sesuai harapan. Berikut akan dijelaskan secara lebih jauh tentang hal-hal yang perlu disiapkan ibu untuk menyambut tahapan menyusui, kendala yang umum terjadi serta solusinya, dan tips sukses menyusui si kecil.
Persiapan Menyusui Sebelum Melahirkan
Untuk mengoptimalkan proses menyusui dan produksi ASI setelah melahirkan nanti, Bunda perlu melakukan persiapan yang baik. Hal ini mencakup edukasi diri terkait proses menyusui, menyiapkan perlengkapan menyusui, dan dukungan psikis dari orang-orang terdekat. Berikut penjelasannya.
1. Edukasi tentang Menyusui
- Pengetahuan tentang Manfaat ASI: Penting bagi ibu hamil untuk memahami manfaat ASI baik bagi bayi maupun ibu. ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan antibodi yang mendukung sistem kekebalan tubuh bayi.
- Teknik Menyusui yang Benar: Ibu hamil sebaiknya belajar tentang teknik menyusui yang benar, seperti posisi bayi yang tepat saat menyusui dan bagaimana cara melekatkan bayi ke payudara dengan benar untuk mencegah nyeri puting dan memastikan bayi mendapatkan cukup ASI.
- Mengatasi Tantangan Menyusui: Edukasi juga mencakup pengetahuan tentang bagaimana mengatasi tantangan yang mungkin muncul, seperti payudara bengkak, mastitis, atau masalah laktasi lainnya.
- Konsultasi dengan Konselor Laktasi: Sebelum melahirkan, ibu bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk mendapatkan panduan dan dukungan lebih lanjut terkait menyusui.
2. Mempersiapkan Perlengkapan Menyusui
- Baju Menyusui: Membeli beberapa baju atau bra menyusui yang memudahkan akses ke payudara saat menyusui.
- Bantalan Menyusui: Bantalan ini membantu menahan posisi bayi dengan nyaman selama menyusui dan mengurangi tekanan pada tubuh ibu.
- Pompa ASI: Meski tidak wajib, pompa ASI bisa berguna jika ibu perlu menyimpan ASI atau menghadapi tantangan tertentu dalam menyusui langsung dari payudara.
- Botol dan Penyimpanan ASI: Jika ibu berencana memompa ASI, persiapkan botol, kantong penyimpanan ASI, dan alat steril untuk menjaga kebersihan.
- Krim untuk Puting: Krim ini dapat membantu mencegah dan mengobati puting yang kering atau pecah-pecah akibat menyusui.
3. Dukungan dari Keluarga dan Lingkungan Sekitar
- Komunikasi dengan Keluarga: Sebelum melahirkan, penting untuk mengedukasi anggota keluarga tentang pentingnya menyusui dan bagaimana mereka dapat mendukung ibu selama masa menyusui. Dukungan dari pasangan dan anggota keluarga lainnya dapat meningkatkan keberhasilan menyusui.
- Lingkungan yang Mendukung: Pastikan bahwa lingkungan di rumah nyaman dan mendukung aktivitas menyusui. Ini bisa termasuk menciptakan ruang khusus untuk menyusui yang tenang dan bebas gangguan.
- Bantuan Praktis: Anggota keluarga bisa membantu dengan tugas-tugas rumah tangga atau merawat bayi saat ibu membutuhkan istirahat. Ini akan memberikan ibu waktu dan energi yang cukup untuk fokus pada menyusui.
- Mendukung Kesehatan Mental Ibu: Keluarga dan teman-teman perlu waspada terhadap tanda-tanda stres atau kelelahan pada ibu baru, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
Baca juga: Cermati 5+ Cara Mengatasi Baby Blues pada Ibu Menyusui
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusui yang dilakukan segera setelah bayi lahir, biasanya dalam 1 jam pertama kelahiran. IMD membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan luar setelah lahir, memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi, serta menstabilkan suhu tubuh dan pernapasan bayi.
Selain itu, kontak langsung dengan bayi dapat merangsang produksi hormon oksitosin pada ibu, yang membantu memperlancar produksi ASI. Bahkan, kolostrum, yang merupakan ASI pertama, kaya akan antibodi dan memberikan perlindungan awal terhadap infeksi. Umumnya, bayi yang menjalani IMD cenderung lebih mudah dan lebih lama disusui secara eksklusif.
Lalu bagaimana cara melakukan inisiasi menyusui dini yang benar? Berikut langkah-langkah mudahnya yang bisa Bunda simak.
- Segera setelah lahir, letakkan bayi telanjang di atas dada ibu agar terjadi kontak kulit-ke-kulit.
- Biarkan bayi bergerak secara alami untuk mencari payudara ibu dan mulai menyusu.
- Jangan terburu-buru dan biarkan proses ini berlangsung selama 1-2 jam, tanpa terganggu oleh prosedur lain, kecuali sangat mendesak.
Baca juga: Inisiasi Menyusui Dini: Manfaat, Persiapan & Tips Suksesnya
Cara Merangsang Produksi ASI
Untuk merangsang produksi ASI, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari teknik menyusui yang benar hingga menjaga pola makan dan kesehatan mental ibu. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu.
1. Teknik Menyusui yang Benar
- Posisi Menyusui: Pastikan ibu dan bayi dalam posisi menyusui yang nyaman. Bayi sebaiknya berbaring dengan seluruh tubuh menghadap ibu, perut ke perut, agar kepala bayi tidak perlu diputar untuk mencapai puting.
- Perlekatan yang Tepat: Mulut bayi harus terbuka lebar, dan sebagian besar areola (bagian berwarna gelap di sekitar puting) harus masuk ke dalam mulut bayi, bukan hanya putingnya saja. Perlekatan yang baik akan memastikan bayi mendapatkan ASI dengan optimal dan menghindari rasa sakit pada puting ibu.
2. Sering Menyusui: Konsep Demand and Supply
- Menyusui Sesering Mungkin: Semakin sering bayi menyusui, semakin banyak ASI yang diproduksi karena tubuh ibu akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi (demand and supply). Biasanya, bayi perlu disusui setiap 2-3 jam, termasuk di malam hari.
- Hindari Penggunaan Botol atau Empeng Terlalu Sering: Penggunaan botol atau empeng bisa mengurangi frekuensi menyusui langsung, yang pada akhirnya bisa menurunkan produksi ASI.
3. Memompa ASI Secara Teratur
Jika bayi tidak menyusui dengan baik atau jika ibu perlu kembali bekerja, memompa ASI secara teratur dapat membantu menjaga produksi ASI. Idealnya, memompa ASI dilakukan pada waktu yang sama setiap hari untuk meniru pola menyusui alami.
4. Mengonsumsi Makanan Bergizi dan Cukup Cairan
- Diet Seimbang: Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti protein, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan. Makanan tertentu seperti oatmeal, kacang-kacangan, dan biji-bijian dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.
- Cukup Minum Air: Pastikan ibu cukup minum air setiap hari, setidaknya 8 gelas per hari, untuk mendukung produksi ASI yang optimal.
5. Mengelola Stres dan Istirahat yang Cukup
- Manajemen Stres: Stres dapat memengaruhi produksi ASI. Carilah cara untuk mengelola stres seperti meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang disukai.
- Istirahat yang Cukup: Usahakan untuk mendapatkan istirahat yang cukup, meskipun sulit di awal masa menjadi ibu. Tidur ketika bayi tidur bisa menjadi salah satu strategi untuk mengimbangi kurangnya tidur malam.
6. Pijat Payudara dan Teknik Relaksasi
- Pijat Payudara: Pijat payudara dengan lembut sebelum dan selama menyusui dapat membantu merangsang aliran ASI. Teknik ini juga dapat membantu mengatasi saluran susu yang tersumbat.
- Teknik Relaksasi: Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman saat menyusui atau memompa ASI, seperti mendengarkan musik yang menenangkan, dapat membantu ibu lebih rileks dan meningkatkan produksi ASI.
7. Suplemen Herbal (dengan Konsultasi Dokter atau Konselor Laktasi)
Beberapa herbal seperti fenugreek, daun katuk, atau moringa sering digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi sebelum mengonsumsi suplemen herbal guna memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Baca juga: 6 Makanan ASI Booster Alami yang Bagus untuk Ibu Menyusui
Mengatasi Tantangan Awal Menyusui
Mengatasi tantangan awal menyusui adalah hal yang umum dialami oleh banyak ibu baru. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa tantangan tersebut beserta solusinya.
1. Puting Lecet
- Penyebab: Umumnya disebabkan oleh perlekatan yang kurang tepat.
- Solusi: Pastikan perlekatan bayi benar. Oleskan ASI atau salep lanolin pada puting setelah menyusui untuk membantu penyembuhan. Konsultasikan dengan konselor laktasi jika masalah berlanjut.
2. Payudara Bengkak
- Penyebab: Payudara penuh karena produksi ASI yang melimpah, terutama pada hari-hari pertama setelah melahirkan.
- Solusi: Menyusui secara teratur, memompa ASI untuk mengurangi tekanan, dan menggunakan kompres hangat sebelum menyusui serta kompres dingin setelahnya.
3. Saluran ASI Tersumbat
- Penyebab: Terjadi ketika salah satu saluran susu terhalang, menyebabkan pembengkakan.
- Solusi: Sering menyusui dengan posisi yang bervariasi, pijat lembut area yang tersumbat, dan gunakan kompres hangat sebelum menyusui untuk melancarkan aliran ASI.
4. Mastitis
- Penyebab: Infeksi pada jaringan payudara, sering terjadi jika saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi.
- Solusi: Istirahat yang cukup, menyusui atau memompa ASI lebih sering, dan minum antibiotik jika diresepkan oleh dokter.
5. Bayi Bingung Puting
- Penyebab: Bingung puting terjadi ketika bayi kesulitan untuk beralih antara menyusui dari payudara ke botol.
- Solusi: Hindari penggunaan botol dan empeng pada awal masa menyusui, dan fokuskan pada menyusui langsung dari payudara.
6. Berat Badan Bayi Tidak Naik
- Penyebab: Bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI karena perlekatan yang kurang baik atau frekuensi menyusui yang rendah.
- Solusi: Pastikan perlekatan yang benar, menyusui lebih sering, dan evaluasi produksi ASI serta pertumbuhan bayi bersama konselor laktasi atau dokter.
Baca juga: Berapa Berat Badan Ideal Bayi? Ini 8 Cara Mengoptimalkannya
Tips Tambahan agar Sukses Menyusui
Sumber: freepik/nataliaderinabina
Selain memahami berapa lama ASI keluar setelah melahirkan, Bunda juga wajib tahu berbagai tips yang mendukung proses pemberian ASI supaya lancar berikut ini.
1. Bergabung dengan Kelompok Pendukung Menyusui
Bergabung dengan kelompok pendukung menyusui, baik secara langsung maupun online, bisa memberikan dukungan emosional dan informasi berharga dari ibu-ibu lain yang sedang atau telah melewati pengalaman yang sama. Bunda bisa mencari komunitas menyusui di sekitar tempat tinggal atau di platform online yang mendukung ibu menyusui.
2. Mencari Bantuan dari Konselor Laktasi jika Diperlukan
Konselor laktasi bisa memberikan panduan profesional mengenai teknik menyusui, mengatasi masalah seperti perlekatan yang salah, dan memberikan solusi untuk masalah yang mungkin tidak bisa diatasi sendiri.
Jangan ragu untuk menghubungi konselor laktasi jika mengalami kesulitan, terutama jika masalah berlanjut atau menyebabkan ketidaknyamanan.
3. Menyiapkan Mental dan Fisik yang Kuat
Menyusui membutuhkan kekuatan fisik dan mental. Menjaga pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan melatih teknik relaksasi dapat membantu ibu tetap kuat dan positif. Konsumsi makanan bergizi, cukup minum air, istirahat saat bayi tidur, dan lakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau peregangan ringan akan sangat membantu lho!
4. Tidak Membandingkan Diri dengan Ibu Lain
Setiap ibu dan bayi memiliki perjalanan menyusui yang unik. Membandingkan diri dengan ibu lain bisa menyebabkan stres dan perasaan tidak cukup baik. Fokus saja pada kebutuhan bayi dan diri sendiri, dan percayalah bahwa Bunda melakukan yang terbaik sesuai kondisi masing-masing.
5. Menikmati Proses Menyusui
Menyusui adalah momen istimewa yang mendekatkan ibu dan bayi. Menikmati momen ini bisa memperkuat ikatan emosional dan memberikan rasa damai. Ciptakan suasana yang nyaman saat menyusui, seperti memilih tempat yang tenang, memutar musik lembut, atau sekadar menikmati sentuhan dan tatapan bayi.
Dengan mengikuti tips ini, ibu dapat merasakan proses menyusui yang lebih nyaman, bermakna, dan mendukung keberhasilan menyusui dalam jangka panjang.
Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kualitas ASI demi Tumbuh Kembang Anak
Berbagai informasi di atas semoga bermanfaat dan menjawab kekhawatiran Bunda tentang berapa lama ASI keluar setelah melahirkan. Alih-alih pesimis dengan tantangan yang mungkin dialami, Bunda sebaiknya melakukan persiapan yang matang serta mengusahakan yang terbaik demi kelancaran proses menyusui.
Salah satu cara yang bisa Bunda lakukan untuk merangsang ASI agar cepat keluar adalah dengan rutin memompa payudara secara teratur. Pompa ASI Hegen adalah salah satu alat yang dirancang untuk membantu ibu dalam pumping ASI dengan lebih efisien dan nyaman, terutama setelah melahirkan.
Hegen Breast Pump dirancang dengan bentuk yang ergonomis, memastikan ibu dapat memompa ASI dengan lebih nyaman. Kenyamanan ini penting untuk merangsang produksi ASI, karena rasa nyaman bisa membantu tubuh ibu lebih rileks, yang mendukung aliran ASI yang lebih lancar.
Selain itu, Hegen memiliki teknologi yang meniru isapan alami bayi, yang dapat merangsang let-down reflex (refleks keluarnya ASI) dengan lebih cepat dan efisien. Mode pemompaan yang bervariasi memungkinkan ibu memilih ritme yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka, yang dapat meningkatkan produksi ASI dan mempercepat keluarnya ASI.
Tak hanya itu saja, desain yang simple dan modular memudahkan ibu untuk memompa ASI dengan cepat tanpa banyak persiapan, sehingga Bunda bisa segera memulai pemompaan setelah melahirkan.
Dengan fitur-fitur ini, pompa ASI Hegen dapat menjadi alat yang sangat membantu ibu baru dalam mempercepat keluarnya ASI, memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dengan cepat dan nyaman. Klik di sini untuk mendapatkan produknya secara online.
Referensi:
- ABA. Making milk in the early days. https://www.breastfeeding.asn.au/resources/making-milk-early-days
- Catherine Crider. When Does Milk Come in After Birth? https://www.healthline.com/health/breastfeeding/when-does-milk-come-in
Featured image - freepik/Wavebreak Media