The Hegen Blog

Bayi Baru Lahir Sering BAB Setelah Minum ASI: Normalkah?

Bayi baru lahir sering BAB setelah minum ASI adalah hal yang normal. Ini terjadi karena ASI mudah dicerna dan mengandung zat yang mendukung perkembangan pencernaan bayi. Sistem pencernaan mereka yang masih berkembang sering menghasilkan lebih banyak tinja, terutama di awal kehidupan, sebagai bagian dari proses adaptasi tubuh mereka terhadap ASI. Yuk cari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi dan kapan Bunda harus khawatir dengan membaca artikel berikut.

Pola BAB Normal pada Bayi Baru Lahir

Meskipun bayi baru lahir sering BAB setelah minum ASI itu bukanlah hal yang serius, tapi Bunda juga sebaiknya memahami pola BAB yang normal pada bayi baru lahir. Pada dasarnya, pola BAB normal pada bayi ASI yang baru lahir bervariasi, tetapi umumnya hal ini mencakup aspek-aspek  berikut. 

1. Frekuensi BAB

Pada minggu-minggu awal, bayi bisa BAB 4-12 kali sehari. Setelah beberapa minggu, frekuensinya mungkin berkurang menjadi 1-2 kali sehari atau bahkan sekali setiap beberapa hari, karena ASI sangat efisien diserap oleh tubuh bayi.

2. Konsistensi

Kotoran bayi yang minum ASI cenderung lebih lembek atau cair, mirip dengan tekstur mustard atau puree. Ini bukan tanda diare, tetapi merupakan ciri khas dari kotoran bayi yang minum ASI.

3. Warna

Pada awalnya, kotoran bayi akan berwarna hitam atau hijau gelap (mekonium). Setelah beberapa hari, warnanya akan berubah menjadi kuning, kuning kehijauan, atau coklat muda, sering kali disertai bintik-bintik putih.

4. Perubahan Pola BAB

Seiring bertambahnya usia bayi, frekuensi BAB bisa berkurang. Pola bisa berubah saat bayi mulai mendapatkan asupan MPASI, di mana kotorannya mungkin lebih padat, berwarna lebih gelap, dan berbau lebih kuat. Ini normal seiring dengan perkembangan pencernaan bayi.

Jika pola BAB bayi tiba-tiba berubah disertai dengan gejala seperti feses berdarah atau diare berair, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Kapan ASI Keluar Pertama Kali & Cara Menyusui Bayi Newborn

Mengapa Bayi Baru Lahir Sering BAB Setelah Minum ASI?

Sumber: freepik/zinkevych


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penyebab bayi baru lahir sering BAB setelah minum ASI karena berkaitan dengan sistem pencernaan si kecil yang masih berkembang. Nah, berikut adalah beberapa penyebab lainnya yang perlu Bunda tahu!

1. Refleks Gastrokolik

Ini adalah refleks alami yang merangsang usus untuk bergerak ketika lambung terisi. Pada bayi baru lahir, refleks ini sangat aktif. Ketika bayi minum ASI, lambung terisi dan merangsang pergerakan usus, sehingga menyebabkan BAB segera setelah makan.

2. Komposisi ASI

ASI mudah dicerna dan mengandung zat seperti laktosa, lemak, dan protein yang ideal untuk pencernaan bayi. Kandungan probiotik alami dalam ASI membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, sehingga memfasilitasi proses pencernaan yang cepat dan menghasilkan lebih banyak tinja.

3. Perkembangan Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan bayi baru lahir masih berkembang dan belum sepenuhnya matang. Karena itu, tubuh bayi belum dapat menampung banyak makanan dalam jangka waktu lama, sehingga ASI cepat diproses dan dikeluarkan sebagai tinja. Seiring waktu, sistem pencernaannya akan menjadi lebih efisien dan frekuensi BAB biasanya akan berkurang.


Baca juga: Kenali Ciri dan Efek ASI Basi pada Bayi, Cermati di Sini!

Kapan Bunda Harus Khawatir?

Meskipun sering buang air besar (BAB) pada bayi baru lahir yang minum ASI adalah normal, ada beberapa tanda penyerta yang bisa menunjukkan masalah kesehatan. Jika gejala-gejala seperti diare, sembelit, perubahan warna feses, atau gejala lain muncul, seperti demam, muntah, dan penurunan berat badan, orang tua harus segera berkonsultasi dengan dokter. Berikut penjelasan lebih lanjut.

1. Diare

Diare ditandai dengan feses yang menjadi sangat cair, lebih sering dari biasanya, dan mungkin berbau sangat tajam. Diare pada bayi juga bisa disertai dengan tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, atau bayi terlihat lesu.

Hal ini bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, alergi makanan (misalnya terhadap protein susu sapi), atau intoleransi laktosa. Diare juga bisa menjadi respons tubuh terhadap konsumsi antibiotik, yang mengganggu flora usus.

Hal ini tidak boleh diremehkan karena bayi mudah dehidrasi, apalagi ukuran tubuh mereka yang kecil tetap membutuhkan asupan cairan yang tinggi. Dehidrasi bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.

2. Sembelit

Sembelit ditandai dengan kondisi BAB keras dan jarang, bayi tampak kesakitan saat buang air besar, dan feses berbentuk bola-bola kecil. Bayi juga mungkin menunjukkan gejala perut kembung atau sering menangis saat berusaha BAB.

Umumnya, sembelit pada bayi baru lahir yang minum ASI jarang terjadi, tetapi jika terjadi, bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti kelainan pada usus, atau masalah dengan pola makan ibu yang dapat memengaruhi komposisi ASI. Pada bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat (MPASI), perubahan pola makan atau kurangnya cairan bisa menjadi penyebab sembelit.

 Jika dibiarkan, sembelit dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan bahkan masalah pencernaan lebih serius, seperti fisura anus.

3. Perubahan Warna Feses

Warna Normal: Pada bayi yang minum ASI, feses umumnya berwarna kuning, hijau kekuningan, atau cokelat muda.

Warna Tidak Normal:

  • Hitam: Bisa menunjukkan adanya perdarahan di saluran pencernaan.
  • Merah atau ada darah: Menunjukkan iritasi pada saluran pencernaan, alergi makanan, atau kondisi lain yang lebih serius.
  • Putih atau abu-abu: Bisa menunjukkan masalah pada hati atau empedu, yang memengaruhi produksi empedu dan pencernaan lemak.

Perubahan warna feses bisa menandakan masalah pencernaan, infeksi, atau bahkan masalah serius pada organ seperti hati atau usus.

4. Gejala Lainnya

  • Demam: Jika bayi mengalami demam di atas 38°C, ini bisa menunjukkan adanya infeksi, baik yang ringan maupun serius. Pada bayi baru lahir, demam selalu menjadi alasan untuk mencari perhatian medis segera.
  • Muntah: Muntah yang berlebihan atau terlihat seperti "proyektil" bisa menandakan adanya infeksi atau masalah pencernaan seperti refluks gastroesofagus. Jika bayi muntah berwarna hijau atau mengandung darah, ini adalah tanda bahaya dan memerlukan intervensi segera.
  • Penurunan Berat Badan: Penurunan berat badan yang signifikan atau kurangnya peningkatan berat badan bisa menunjukkan masalah dengan nutrisi, pencernaan, atau penyerapan. Bayi yang tidak tumbuh dengan baik perlu dievaluasi untuk mengetahui penyebabnya, termasuk masalah dengan ASI, pola makan ibu, atau adanya kondisi medis yang mendasari.
  • Lesu atau Tidak Responsif: Bayi yang tampak sangat lelah, tidak aktif, atau sulit dibangunkan bisa mengalami masalah serius, seperti dehidrasi atau infeksi berat, dan memerlukan perhatian medis segera.

Baca juga: Kenali Gejala Bayi Kembung dan Mencret, Atasi dengan Segera!

Tips untuk Orang Tua 

Sumber: freepik/nastyaofly


Menghadapi bayi baru lahir yang sering buang air besar (BAB) setelah minum ASI memang normal, tetapi orang tua tetap perlu memperhatikan beberapa hal untuk memastikan kesehatan bayi terjaga. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Bunda terapkan.

1. Memantau Pola BAB Bayi

  • Perhatikan Frekuensi: Pantau seberapa sering bayi BAB setiap hari. Pada minggu-minggu awal, bayi dapat BAB beberapa kali sehari, tetapi jika frekuensi tiba-tiba berkurang atau meningkat secara drastis, perlu diperhatikan.
  • Catat Konsistensi dan Warna Feses: Perhatikan konsistensi (lembek, cair, keras) dan warna (kuning, coklat, hijau) feses. Jika feses berubah menjadi sangat cair, berdarah, hitam, atau putih, catat perubahannya dan segera konsultasikan ke dokter.
  • Amati Tanda Ketidaknyamanan: Jika bayi tampak kesakitan saat BAB, seperti menangis keras atau tegang berlebihan, ini bisa menjadi tanda sembelit atau masalah pencernaan lain.

2. Konsultasi ke Dokter

  • Segera Konsultasi Jika Ada Gejala Penyerta: Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tidak biasa, seperti diare yang berlebihan, sembelit, perubahan warna feses yang tidak normal, demam, muntah, atau penurunan berat badan, segera konsultasi dengan dokter.
  • Diskusikan dengan Dokter Jika Frekuensi BAB Tidak Normal: Jika frekuensi BAB bayi sangat jarang atau terlalu sering dengan gejala lain seperti lesu atau dehidrasi, penting untuk mencari panduan medis. Kadang perubahan dalam pola makan ibu juga bisa memengaruhi bayi.
  • Jangan Ragu Bertanya: Jika orang tua merasa khawatir tentang pola BAB atau pencernaan bayi, segera konsultasi dengan dokter atau bidan. Lebih baik bertanya lebih awal daripada menunggu masalah berkembang.

3. Menjaga Kebersihan

  • Bersihkan Popok Secara Teratur: Seringnya BAB pada bayi berarti orang tua harus mengganti popok secara teratur untuk mencegah iritasi kulit dan ruam popok. Pastikan area popok selalu bersih dan kering sebelum memasang popok baru.
  • Gunakan Produk yang Lembut: Gunakan tisu bayi atau kain lap yang lembut dan air hangat untuk membersihkan area genital bayi. Hindari produk dengan wewangian atau alkohol yang bisa menyebabkan iritasi.
  • Pakai Krim Pelindung: Oleskan krim pelindung atau salep anti ruam untuk menjaga kulit bayi dari iritasi yang disebabkan oleh feses yang sering. Ini penting untuk mencegah ruam popok yang bisa menyakitkan bagi bayi.
  • Cuci Tangan: Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok bayi untuk menghindari penyebaran bakteri atau kuman yang bisa membahayakan bayi yang baru lahir.

Meskipun sering BAB pada bayi baru lahir yang minum ASI adalah hal yang normal, orang tua harus waspada terhadap gejala penyerta seperti diare, sembelit, perubahan warna feses, serta gejala umum lainnya seperti demam, muntah, dan penurunan berat badan. 

Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan harus segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan memantau pola BAB bayi, menjaga kebersihan, dan berkonsultasi dengan dokter bila diperlukan, orang tua dapat memastikan bahwa bayi yang sering BAB setelah minum ASI tetap sehat. Mengambil langkah-langkah pencegahan dan responsif akan membantu mencegah masalah lebih serius dan memastikan kenyamanan bayi tetap terjaga.

Baca juga: Selain Kompres Hangat, Begini Cara Menurunkan Panas pada Bayi

Selain menerapkan beberapa tips di atas, Bunda juga harus memastikan berbagai produk ibu dan bayi yang dipakai mendukung kesehatan dan kenyamanan Bunda dan si kecil. Dalam hal ini, Hegen menjadi merek perlengkapan ibu dan bayi terbaik yang menghadirkan berbagai produk berkualitas yang wajib Bunda miliki!

Hegen hadir dengan rangkaian produk seperti feeding bottle, drinking bottle, straw cup, teat/dot bayi, breast pump, bottle and teat cleaner, breastmilk storage, dan aksesori pendukung lainnya.

Produk-produk Hegen dirancang dengan berfokus pada kesehatan dan kenyamanan bayi. Produk Hegen, seperti botol susu dan wadah MPASI, terbuat dari bahan bebas BPA yang aman dan tidak beracun, sehingga menjaga kualitas ASI atau makanan bayi tetap higienis. 

Desainnya yang ergonomis memudahkan bayi dalam memegang botol, dan sistem anti-kolik pada botol Hegen mencegah bayi mengalami kembung akibat udara yang masuk saat menyusu. Selain itu, tutup dan botolnya dirancang agar mudah dibersihkan, dan memastikan kebersihan optimal untuk kesehatan bayi. Klik di sini untuk berbelanja sekarang!


Referensi: 

  1. Children’s Hospital Colorado. Baby Poop Guide. https://www.childrenscolorado.org/conditions-and-advice/parenting/parenting-articles/baby-poop-guide/
  2. Stephanie Watson. Is it normal that my newborn poops after every feeding?https://www.babycenter.com/baby/diapering/is-it-normal-for-my-baby-to-poop-after-every-feeding_3652446
  3. Jane Chertoff. Poop in Breastfed Babies: What to Expect. https://www.healthline.com/health/parenting/breastfed-poop

Featured image - freepik/yanalya